Minggu, 31 Agustus 2008

UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ANTARA KEPENTINGAN EKOLOGI DAN EKONOMI DARI SUDUT TATA RUANG

UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ANTARA KEPENTINGAN EKOLOGI DAN EKONOMI DARI SUDUT TATA RUANG
Oleh : NurAina/NP 078106004


A. LATAR BELAKANG


 Permasalahan lingkungan perkotaan mempunyai implikasi yang kompleks, terutama yang berkaitan dengan permasalahan social dan ekonomi masyarakat kota. Lingkungan kota yang kurang baik dan sehat memicu berkembangnya berbagai persoalan social kota, baik yang menyangkut kriminalitas kota, persoalan psikologi penduduk kota, kemiskinan, serta konflik-konflik social lainnya. Lingkungan kota yang kurang sehat juga mempunyai implikasi social yang panjang, terutama karena kota bukan lagi menjadi tempat yang kondusif bagi pengembangan sumber daya manusia. Selain itu dengan terdapatnya peningkatan jumlah populasi kota dan kebutuhan sumber daya, keberadaan kota tidak dapat dilepas dari permasalahan lingkungan, seperti keterbatasan lahan, polusi air, udara dan suara, system sanitasi yang buruk, kondisi perumahan tidak memadai serta masalah transportasi. Selain itu juga terdapat permasalahan lingkungan secara global antara lain, terjadinya pemanasan global dan penipisan ozon. Kota merupakan bagian dari lingkungan secara keseluruhan sehingga penurunan kualitas kota akan menimbulkan dampak pada kehidupannya didalamnya.
 Kemajuan ekonomi suatu masyarakat juga sangat ditentukan oleh kualitas lingkungan kota, namun hanya memikirkan atau memperhatikan masalah-masalah fungsional dan penampilan dari kota tersebut. Perencana dan perancang kota cenderung memperhatikan aspek ekonomi dan aspek estetika sehingga mengenyampingkan aspek lingkungan/ ekologi kota. 



2

Dimana kita tahu bahwa kepentingan ekonomi itu mengarahkan untuk terjadinya pemaxsimalan keuntungan sedangkan kepentingan ekologi mengarahkan terjadinya kesinambungan sumber daya. Untuk itu diperlukan suatu upaya untuk menyelesaikan konflik antara dua kepentingan ini yaitu dengan melakukan perancangan kota 
yang meminimalkan pemakaian sumber daya dengan tanpa mengurangi nilai ekonomis dari sumber daya tersebut.

B. Permasalahan

  Dalam perkembangan pertumbuhan kawasan perkotaan, kita sering melihat terabaikannya aspek lingkungan didalamnya, yang menjadi perhatian umum hanyalah aspek perekonomian dan estetika saja. Sehingga permasalahan yang sering terjadi dan penulis angkat adalah “ Bagaimana mengatur lingkungan perkotaan dengan tetap menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi dan ekologi “

C. Landasan Teori

Untuk menjawab permasalahan yang penulis angkat, maka diperlukan suatu landasan berfikir antara lain mengacu kepada :

• Konsep Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan

Konsep ini merupakan suatu konsep yang melakukan perencanaan pembangunan yang menekankan pada dimensi-dimensi social dan lingkungan, serta tanggap terhadap berbagai kemungkinan perubahan dan ketidak pastian.



3



Dalam perencanaan yang berkelanjutan ini, mempunyai 3 dimensi utama yaitu dimensi ekonomi, dimensi social, politik dan budaya, dan dimensi lingkungan.
Tujuan utama dari perencanaan pembangunan berkelanjutan adalah (1) pembangunan ekonomi yang dinamis dan terus hidup (2) Pembangunan yang secara social, politis dapat diterima serta sensitive terhadap aspek-aspek kultur (3) Ramah secara lingkungan. Ketiga Tujuan tersebut masing-masing 

• Di Negara Inggeris, melalui Komisi Negara untuk Polusi Lingkungan, telah menyusun delapan strategi untuk pencapaian kebijaksanaan transportasi berkelanjutan antara lain :
a. Adanya keterpaduan antara kebijakan pemerintah dibidang transpostasi dan kebijakan tata guna tanah, serta memberikan prioritas untuk mengurangi kebutuhan akan transport dan meningkatkan proporsi perjalanan dengan memakai jenis kenderaan yang tidak banyak merusak lingkungan.
b. Mencapai standar kualitas udara yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas lingkungan
c. Memperbaiki kualitas kehidupan kota dengan mengurangi ketergantungan terhadap kenderaan bermotor dan menyediakan alternative jenis kenderaan lain
d. Meningkatkan proporsi pemakaian kenderaan untuk perjalanan pribadi yang tidak banyak memberikan dampak buruk pada lingkungan, serta mengupayakan pemakaian infrastruktur yang ada sebaik mungkin.

4

e. Menghindari pemakaian tanah untuk transportasi di daerah dengan nilai konservasi, budaya, dan landskap tinggi.
f. Mengurangi buangan karbon dioksida dari kenderaan
g. Mengurangi pemakaian bahan-bahan yang tidak dapat diperbaharui untuk pembuatan infrastruktur dan industri kenderaan
h. Mengurangi polusi suara dari kenderaan

Bagaimana kota bisa dirancang kembali agar lebih beragam, fleksibel dan efisien energi ? Dari hasil terjemahan buku “Environmental science, A Global Concern “ diajukan 8 (delapan) usulan untuk memberikan berbagai aspek yang lebih baik bagi daerah pedesaan maupun kota besar : 
1. Batasi ukuran kota dan atur kedalam modul-modul yang terdiri dari 30.000 s/d 50.000 orang, yang cukup besar menjadi sebuah kota tapi juga cukup kecil sebagai komunitas. Jalur-jalur hijau (green belt) lahan pertanian, dan rekreasi di sekitar kota membatasi perluasan dan meningkatkan penggunaan tanah secara efisien. 
Dengan perencanaan yang seksama dan kerja sama dengan wilayah sekitarnya , suatu kota yang terdiri dari 50.000 orang bias memiliki fasilitas kota yang lengkap seperti museum, pusat kebudayaan, sekolah, rumah sakit dll.
2. Tentukan terlebih dahulu kapan pembangunan akan dilakukan. Hal ini dapat melindungi nilai-nilai property dan mencegah konsep pembangunan yang sembarangan. 
Hal ini juga dapat memperhitungkan nilai-nilai histories dan 
kultural, sumber daya pertanian, dan factor-faktor ekologi seperti dampak pembangunan terhadap daerah rawa, jenis tanah, 

5


perlindungan air tanah serta pelestarian lokasi-lokasi yang bernilai secara ekologis maupun estetis.
3. Tempatkan pusat kebutuhan sehari-hari di lokasi yang tepat, sehingga orang bias membeli kebutuhan sehari-hari dengan nyaman, gampang, dan tidak lagi bergantung pada kenderaan karena jaraknya mudah dijangkau. Hal ini mungkin bias dilakukan dengan mendorong perkembangan usaha dagang berskala kecil di dekat daerah pemukiman
4. Tingkatkan kemudahan kerja dengan menempatkan daerah perkantoran, industri ringan, dan pusat-pusat perdagangan di dekar daerah pinggiran, atau dengan memungkinkan pekerjaan dilakukan dirumah melalui computer.
 Alternatif seperti ini menghemat waktu dan energi serta memberikan peluang kerja local lebih banyak
5. Kembangkan perumahan yang lebih beragam dan fleksibel sebagai alternative untuk rumah-rumah sebulatan konvensional. Pendirian bangunan di antara rumah-rumah yang ada bias menghemat energi, mengurangi biaya tanah dan memberikan keragaman dalam kehidupan bermasyarakat. Kamar- kamar rumah yang tidak terpakai 
bisa disewakan untuk memberikan tempat tinggal bagi mereka yang tidak mampu membeli rumah dan juga menjadi penghasilan tambahan bagi para pensiunan yang memiliki rumah tersebut.
6. Anjurkan penduduk untuk mengurangi penggunaan kenderaan dengan berjalan atau menggunakan kenderaan efisien energi yang hemat dan berukuran kecil, hal ini dapat didorong dengan membuat jalur lalu lintas khusus, mengurangi ukuran atau jumlah tempat 

6

parker, atau tidak mengijinkan kenderaan ukuran besar untuk parker di area perbelanjaan.
7. Jadikan kota lebih kuat dengan menanam tanaman pangan secara local, mendaur ulang sampah dan air, menggunakan sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui, mengurangi polusi dan suara rebut, serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan aman.
8. Ajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Tekankan sejarah local, budaya dan lingkungan untuk memperkuat identitas dan rasa bermasyarakat.
• Menurut Muhammad Soejarni,dkk (1987) , Pembangunan Suatu daerah selalu didasarkan kepada pemanfaatan suatu sumber daya alam . Makin banyak suatu daerah mempunyai 
sumber daya alam dan makin efisien pemanfatan sumber daya alam tersebut, makin baiklah harapan akan tercapainya keadaan kehidupan ekonomi yang baik dalam jangka panjang.
 Untuk menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi, maka perencanaan penggunaan, pengelolaan dan penyelematan sumber daya alam itu perlu dilakukan dengan lebih cermat, dengan memperhitungkan hubungan-hubungan ekologis yang berlaku untuk mengurangi akibat-akibat yang merugikan kelangsungan pembangunan secara menyeluruh.
 Kelanggengan pembangunan ekonomi akan sangat tergantung kepada sumber daya yang dapat pulih/ diperbaiki, maka pengelolaannya sangat penting, sementara secara umum sumber daya yang dapat pulih/ diperbaiki ini saling berkaitan dalam suatu ekosistem.
 Dalam pemanfaatan sumber daya alam perlu diperhatikan empat lingkungan yang saling berkaitan erat sekali, yaitu lingkungan perlindungan yang matang, lingkungan produksi yang bertumbuh, lingkungan serba guna serta lingkungan pemukiman dan industri.
7

Keseimbangan antar keempat lingkungan ini sangat diperlukan dalam pembangunan ekonomi yang lestari, oleh karena keseimbangan dimaksud berdasarkan atas perkembangan ekosistem dan sumber alam yang menjadi landasan pembangunan, maka jaminan akan ketahanan pembangunan ekonomi dapat diperoleh.

D. Infrastruktur Kota

Prasarana kota merupakan urat nadi kehidupan kota. Pengembangan jaringan prasarana kota yang ramah lingkungan berarti mengarahkan kehidupan dan perkembangan kota yang juga ramah lingkungan.
Prasarana kota yang terdiri dari system jaringan jalan, air bersih, air kotor, drainase, sampah merupakan system dasar yang membentuk dan menghidupi kegiatan kota. Pengembangan jaringan prasarana kota yang ramah lingkungan berarti mengarahkan kehidupan dan perkembangan kota yang juga ramah lingkungan.

E. Landskap Kota

Kompoenen Lansekap kota terdiri dari : ruang terbuka, pemanfaatan taman, pertanian kota dan hutan kota.
1. Ruang Terbuka
Ruang terbuka secara umum merupakan semua tanah dan air yang tidak tertutup oleh bangunan. Manfaat dari ruang terbuka ini antara lain sebagai area rekreasi, untuk mengurangi polusi udara dan suara, serta manfaat psikologis dan estetika.




8

Berdasarkan jenisnya ruang terbuka terdiri dari : ruang terbuka pasif dan ruang terbuka aktif. Ruang terbuka aktif adalah ruang terbuka yang dipakai untuk kegiatan manusia, seperti bermain, beristirahat, dan sebagainya. Sedangkan ruang terbuka pasif adalah ruang terbuka yang tidak dimanfaatkan untuk kegiatan manusia, seperti koridor kereta api, sungai dan sebagainya.
2. Pemanfaatan taman
3. Pertanian Kota
4. Hutan kota

F. Pembahasan 

Dengan banyaknya permasalahan di kawasan perkotaan dimana terdapat pertentangan yang jelas antara kepentingan ekonomi dan kepentingan ekologi, maka untuk menengahi permasalahan tersebut dapat dilakukan suatu pendekatan dalam perancangan kawasan perkotaan.
Perancangan kawasan perkotaan yang dapat diterapkan adalah dengan menggabungkan kedua kepentingan yaitu ekonomi dan ekologi dalam bentuk perancangan kota ekologi yang berkesinambungan.Dalam perancangan kota ekologi ini ada 5 komponen penting yang perlu diatur yaitu tata guna tanah, bangunan, transportasi, infrastruktur dan landskap kota.
1. Tata guna tanah 

 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menata guna lahan di kota adalah sebagai berikut :

a. Membentuk tata guna tanah campuran
Hal ini dimaksudkan agar terdapat suatu bentuk integrasi berbagai aktivitas penduduk pada suatu kota. Penataan guna tanah campuran ini dapat menghemat tanah dan mengurangi jumlah polusi.
9


b. Pemakaian lahan dengan lebih kompak
Hal ini dilakukan untuk menghambat terjadinya pengembangan kota yang akan memakai tanah-tanah produktif di luar kota. Penataan ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan pemakaian bangunan-bangunan di kota, seperti pemanfaatan bangunan lama untuk fungsi baru, pembangunan vertical, dan sebagainya. Bentuk kota yang kompak dapat menghemat biaya dalam pemakaian infrastruktur berupa : jalan, pipa PDAM , listrik, dan sebagainya. Selain itu juga terdapat efisiensi dalam transportasi yang dapat mengurangi jumlah polusi udara.
c. Terdapat integrasi anatar tata guna tanah dengan infrastruktur
Hal ini dilakukan dengan menata pusat kota dengan tata guna tanah campuran, dengan pertokoan kecil (retail), fisik bangunan lebih memperhatikan lingkungan, banyak ruang terbuka dimana akan membuat suasana lingkungan menjadi lebih hidup dan lebih bersifat manusiawi dari suatu kota

d. Penataan ruang terbuka/ open space

Yang tergolong dalam bentuk ruang terbuka adalah taman kota, tempat bermain, area olah raga, plaza, taman-taman perumahan, jalur pejalan kaki, lahan kosong, pinggiran sungai, rel kereta api, dan sebagainya. Ruang terbuka ini dapat memberikan manfaat khusus bagi perkotaan antara lain dapat sebagai penghijauan kota dsan daerah kegiatan social penduduk, disamping untuk kepentingan lainnya seperti keindahan kota.
10


2. Bangunan
 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menata kota dengan konsep ekologi adalah :
a. Desain bangunan
 Dalam mendesain suatu bentuk bangunan yang sesuai dengan prinsip pembangunan kota ekologi, maka kita harus mengkaji bagaimana bentuk, tapak, materiel dan struktur bangunan sehingga terdapat pengurangan energi, namun tetap nyaman dipakai. Sesuai dengan prinsip kota ekologi ini maka desain bangunan yang paling cocok diterapkan adalah jenis
memperhatikan kepentingan pemakai dan dirancang secara menyeluruh untuk setiap bagiannya.
 Efisiensi energi dapat dicapai dengan memfungsikan sebuah bangunan untuk multi fungsi sehingga dapat dengan mudah beradaptasi untuk banyak kegiatan. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menghemat energi adalah dengan seminimal mungkin pemakaian energi dari sumber yang tidak dapat diperbaharui. Bangunan dapat memanfaatkan lebih banyak sinar matahari untuk penyinaran alamiah, dan memakai ventilasi penghawaan alamiah.

b. Pemilihan Bahan Bangunan

 Pemilihan bahan bangunan dapat memberikan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan. Dampak terhadap lingkungan alam meliputi kerusakan ekologi akibat pengambilan bahan baku, polusi dari proses pembuatan bahan, efek transportasi untuk 
11

membawa bahan bangunan, pemakaian energi dalam pembuatan bahan sehingga memproduksi gas-gas berbahaya seperti CFC, CO2, dan sebagainya. Aspek kesehatan berupa efek pembuatan bahan terhadap para pekerja yang diperlukan dalam pembuatannya. 
Sehingga sedapat mungkin dipakai bahan-bahan yang rendah energi untuk bangunan serta terhadap para pemakai.
 Dalam konstruksinya bahan dengan energi rendah seperti pasir, kerikil umumnya dipakai dalam jumlah besar sedangkan bahan dengan energi tinggi seperti baja dan plastic dipakai dalam jumlah kecil. Estimasi ini menunjukkan bahwa bangunan berskala kecil dan khususnya tradisional memerlukan energi yang lebih sedikit dalam pembangunannya. Bangunan bertingkat banyak akan memerlukan energi lebih banyak, karena umumnya bahan bangunan yang dipakai adalah bahan-bahan yang memerlukan proses pembuatan dengan energi besar (seperti baja, beton, kaca) serta proses konstruksi yang juga memakai energi yang tidak sedikit. Artinya juga bahwa bangunan jenis ini akan membawa dampak kerusakan lebih besar terhadap lingkungan.
 Kandungan energi bahan bangunan berkaitan dengan tingkat alamiah bahan. Semakin kecil sifat alamiah bahan, maka semakin kecil kandungan energinya. Semakin sedikit energi dikandung bahan, semakin sedikit menghasilkan polutan karena hanya sedikit energi yang diperlukan dalam pembuatannya. Sehingga sedapat mungkin dipakai bahan-bahan yang rendah energi untuk bangunan.



12

 Pada konstruksi bangunan, semakin kecil skala bangunan, semakin sedikit memerlukan energi dalam pemasangan bahan bangunan. Pada pekerjaan konstruksi bangunan berskala besar, energi diperlukan untuk, pengoprasian alat-alat berat, penyediaan air, penerangan, pemasangan bahan dan elemen bangunan, transportasi.
 Bahan baku seperti batu dan batu bata dalam pemasangannya memerlukan tenaga manusia, yaitu tukang. Dalam prinsip perancangan kota ekologi, tenaga manusia merupakan energi yang dapat diperbaharui, yang dapat mengganti energi besar yang dibutuhkan apabila memakai tenaga bukan manusia.
 Selain itu juga perlu diperhatikan bahan-bahan finishing yang aman bagi kesehatan manusia dan juga lingkungan. Bahan-bahan ini sebaiknya tidak mengandung logam toksik seperti kadmiun dan lead yang berbahaya bila baunya terhirup. 
 Selain itu juga dalam pemilihan bahan sebaiknya yang tidak mengandung radioaktif tinggi atau bahan-bahan yang mengandung formaldehida, atau pengawet kayu dengan bahan kimia berbahaya.

3. Transportasi

 Untuk menciptakan system transportasi yang nyaman dan ramah lingkungan, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan kenderaan umum yang nyaman (bis kota, kereta, angkot dan lain sebagainya)
b. Penggantian bahan bakar bensin dengan etanol dan biogas
c. Pemakaian tenaga sinar matahari untuk menjalankan kenderaan
13

d. Memasyarakatkan penggunaan sepeda dan berjalan kaki
e. Penerapan system traffic calming dibeberapa jalan dikawasan pusat kota dan permukiman. Pada system ini, kenderaan diperlambat jalannya, sehingga tidak membahayakan, serta hanya sejenis kenderaan tertentu yang diperbolehkan lewat. Cara ini bisa ditempuh juga dengan mempersempit lebar jalan, pemakaian material untuk jalan bukan aspal.
f. Penerapan system transit oriented development. Pada system ini kegiatan penduduk terkosentrasi di suatu area. Tempat-tempat umum seperti bank, pasar, toko, kantor, rumah makan dan sebagainya saling berintegrasi, mudah dicapai dengan berjalan kaki atau transportasi umum, sehingga mengurangi pemakaian pribadi

4. Infrastruktur

 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menunjang perancangan kota ekologi adalah :
a. Jaringan jalan
 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menunjang perancangan kota ekologi adalah sebagai berikut :
1) Mengutamakan pembangunan jalan untuk kenderaan tidak bermotor
2) Pembangunan jalan yang lebih mengutamakan untuk dipakai oleh kenderaan umum serta hanya sejenis kenderaan tertentu yang diperbolehkan lewat. Cara ini bias ditempuh juga dengan mempersempit lebar jalan, pemakaian material untuk jalan bukan aspal.

14

3) Pembangunan jaringan jalan yang diintegrasikan dengan mode-mode transportasi lain, terutama transportasi udara, air dan kereta api
4) Pembangunan jaringan jalan dengan menggunakan materiel yang memungkinkan berfungsinya siklus hydrologi kota, antara lain dengan system perkerasan yang dapat menyerap air
5) Pembangunan jaringan jalan yang terintegrasi dengan system tata hijau kota
6) Pembangunan jaringan jalan yang memberikan kemudian bagi pejalan kaki
7) Pembangunan jaringan jalan yang memperhatikan dengan seksama aspek-aspek geometris jalan, sehingga mendukung efisiensi pergerakan lalu lintas.

b. Air bersih dan Sanitasi 
 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menunjang perancangan kota ekologi adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kapasitas penyediaan air bersih melalui jaringan pipa air, Pemakaian air pipa lebih terkontrol dalam hal jumlah dan kebersihan, sedangkan pemakaian air sumur atau air tanah dangkal mempunyai air terpolusi dan tidak terkontrolnya pengambilan air tanah dalam dengan sumur bor dapat menurunkan muka air tanah.
2) Adanya control dari Pemerintah terhadap penggunaan air tanah oleh penduduk, misalnya setiap pembuatan sumur bor perlu mendapat ijin dari Pemerintah, adanya pajak air tanah, adanya control secara langsung terhadap kondisi air sumur.
15

3) Jaringan air bersih, limbah padat dan air kotor, serta drainase yang mempunyai kualitas baik seperti kualitas pipa dan bak penampung, dan kualitas tangki septic yang dipakai penduduk.
4) Adanya keterpaduan antara perencanaan dan pembangunan jaringan air dan sanitasi dengan jaringan jalan dan tata hijau kota
5) Pemakaian tehnologi lebih maju dalam system pembuangan air kotor
6) Perlunya control pembangunan sehingga area resapan air tidak terganggu dan tidak terjadi banjir
7) Perlunya dikenalkan kepada masyarakat prinsip reduce (mengurangi pemakaian air), reuse (pemakaian kembali air kotor) dan recycle (pendaur ulangan air).

a. Sampah
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menunjang perancangan kota ekologi adalah sebagai berikut :
1) Minimasi limbah
2) Maksimasi daur ulang dan model kompos yang ramah lingkungan.
3) Peningkatan pelayanan umum
4) Promosi pembuangan dan pengelolaan limbah yang akrab lingkungan




16


5. Landskap kota
 Komponen lansekap kota terdiri dari :
a. Ruang terbuka
Penataan ruang terbuka hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Lokasi ruang terbuka harus mudah dicapai, aman untuk semua orang
2) Berdekatan dengan jalan lingkungan
3) Fasilitas yang ada di dalam ruang terbuka ini harus dapat menunjang kegiatan yang dilakukan masyarakat
4) Mempunyai desain yang baik, estetika dan pemandangan yang dapat menciptakan kenyamanan
b. Pemanfaatan taman
 Dari sudut perancangan kota ekologi, manfaat penghijauan kota antara lain ; dapat mempengaruhi iklim kota (modifikasi temperature, mengtartur aliran angin, pengontrol air hujan dan kelembaban), sebagai hal tehnis (tanaman sebagai pengontrol erosi tanah, mengurangi polusi suara), sebagai habitat burung dan satwa lain berkembang, estetika, keindahan dan memberikan efek psikologis pada manusia.

a. Pertanian kota
 Pertanian kota dapat dilakukan dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pertanian kota ini dapat dilakukan di halaman rumah, atap rumah, pinggir jalan, tanah kosong dengan menanam tanam yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, buah dan sebagainya.
17


Tujuan Pertanian kota ini adalah :
1) Memanfaatkan lahan kosong yang tidak produktif
2) Membantu mencukupi kebutuhan bahan makanan
3) Memberikan keuntungan ekonomi
4) Menunjang penghijauan dan keindahan kota
5) Sebagai kegiatan rekreasi, sampingan yang menguntungkan
d. Hutan Kota
 Pengadaan hutan kota yang terletak didalam kota sangat diperlukan untuk menunjang penghijauan kota dan sirkulasi udara. Disebut hutan kota karena jenis tanaman yang ditanam berupa pohon-pohon besar, yang ditanam secara berkelompok menyerupai hutan. Adapun manfaat dari adanya hutan kota ini adalah :
1) Mengontrol udara disekitarnya, termasuk mendinginkan udara dan mengatur arah dan kecepatan angin
2) Mencegah erosi tanah, mengurangi polusi udara dan suara
3) Habitat burung dan hewan lainnya
4) Rekreasi, lebih mendekatkan diri kepada alam
5) Pendidikan tentang alam bagi anak-anak
6) Penggantian suasana di dalam kota
7) Landskap Kota
  Jenis-jenis pohon yang sesuai untuk hutan kota atau penghijauan kota adalah :
1) Pohon besar, bercabang banyak dan berakar tunggang
2) Berbatang kayu keras
3) Berdaun lebat, membentuk paying atau kanopi
4) Berumur panjang
18

Dari kegiatan perancangan kota ekologi ini maka dampak yang ditimbulkan dari sudut perekonomian dari masing-masing komponen perancangan kota ekologi anatara lain, berupa :

1. Tata Guna Tanah
a. Dengan adanya bentuk kota yang kompak maka terjadilah penghematan biaya dalam pemakaian infrastruktur, sehingga dapat mengurangi penggunaan biaya untuk rehabilitasi infrastruktur, dan dana yang dianggarkan oleh Pemerintah dapat digunakan untuk keperluan lain
b. Dengan adanya bentuk kota dengan tata guna tanah campuran maka terjadilah pemusatan akan berbagai aktivitas sehingga dapat terjadi penghematan dari segi biaya, waktu dan tenaga
2. Bangunan
a. Dengan menggunakan disain bangunan yang mengarah ke jenis bangunan hijau maka terdapat beberapa penghematan antara lain berupa penghematan energi bahan baku yang berdampak pada keuntungan ekonomi
b. Selain itu dalam konsep perancangan kota ekologi ini lebih menekankan kepada pemilihan bahan bangunan dengan kandungan energi yang rendah, sehingga dalam pelaksanaan pembangunannnya lebih menekankan pada penggunaan tenaga manusia, yasng akan mempengaruhi income dari tenaga ahli yang digunakan.
Pada konsep perancangan kota ekologi maka akan terjadi pemanfaatan sumber daya manusia yang akan berpengaruh pada peningkatan perekonomian masyarakat

19

3. Transportasi
Dengan lebih menekankan pada penggunaan mode angkutan umum dengan tata letak kota yang kompak dan terintegritas antar kegiatan, maka akan terjadi penghematan biaya dan bahan bakar dalam perawatan moda angkutan pribadi sehingga akan meningkatkan saving yang akhirnya akan dapat meningkatkan income

5. Infrastruktur
Adanya integrasi perencanaan maupun pembangunan atau rehabilitasi antar infrastruktur akan meningkatkan aksesbilitas antar berbagai aktivitas dan mobilitas barang dan orang

6. Landskap Kota

a. Kegiatan yang dapat dilakukan pada ruang terbuka kota begitu beragam, yang nantinya dapat meningkatkan income dan perekonomian masyarakat secara khusus dan perekonomian suatu kawasan secara umum
b. Kegiatan pertanian kota selain dapat bermanfaat untuk konsumsi pribadi pemilik juga dapat dilakukan sebagai salah satu aktivitas ekonomi yang menguntungkan






20

G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
  Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan :
  a. Dalam perancangan kota diperlukan keseimbangan antara etika, estetika dan lingkungan
  b. Ada 5 unsur penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam perancangankota ekologi yang berkelanjutan, yaitu : tata guna tanah, kondisi bangunan, kondisi infrastruktur, transportasi dan landskap kota
  c. Dalam tata guna lahan, diperlukan suatu bentuk pencampuran fungsi lahan dengan menggunakan konsep sentralisasi
  d. Untuk melakukan perancangan yang berkaitan dengan bangunan, maka perlu dipertimbangkan jenis bahan bangunan dan disain dari bangunan itru sendiri.
  2. Saran
  a. Untuk penataan infrastruktur diperlukan koordinasi yang baik antar prasarana kota
b. Untuk mengatur landskap kota sebaiknya mempertimbangkan iklim, kepadatan serta fungsi dari suatu kawasan sehingga pengaturan ini akan sangat bermanfaat nantinya

c. Sebaiknya dalam perancangan infrastruktur kota dilakukan koordinasi yang baik antar instansi yang mengelola masing-masing infrastruktur ini sehingga tidak ditemui lagi kegiatan tambal sulam dari satu instansi pengelola infrastruktur tertentu dengan instansi lainnya.


26






Daftar Pustaka


Brown, Lester R, 1993, Jangan Biarkan Bumi Merana, Laporan Worldwatch Institute
 Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

Ediyuono, Setijati H,Yusuf, Maftuchah, Hendrawan, Diana Irvindiaty, Nugraha.
 Astri Rinanti, 2003. Prinsip-prinsip Dalam Pembangunan Yang Berkelanjutan, Jakarta, CV Idayus,LPKLP Universitas Treisakti, Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional

Hadi, Rahmi Dwita dan Setiawan, Bakti, 1999, Perancangan Kota Ekologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Salim, Emil, 1992, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Jakarta LP3ES

----------- 1999, Pedoman Umum Penyusunan Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan di Daerah (Agrnda 21 Daerah), Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri

Sinulingga, Budi D, 1999, Pembangunan Kota, Tinjauan Regional dan Lokal, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

Zen, M.T. 1984, Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup, Jakarta, PT Gramedia

Tidak ada komentar: