Minggu, 31 Agustus 2008

BAKU MUTU AIR NASIONAL

BAKU MUTU AIR NASIONAL
Oleh : NurAina/NP 078106004



1. PENDAHULUAN

Air merupakan sumber kehidupan. Bila dihubungkan dengan klasifikasi resources yang ada yaitu alam, manusia dan budaya, maka air termasuk kedalam natural resource. Air adalah sumber alam yang sangat vital dan penting bagi fungsi kehidupan seperti bereaksi terhadap segala stimulus, tumbuh, bermetabolisme, dan bereproduksi, sehingga merupakan salah satu yang paling bernilai bagi kehidupan di muka bumi.
Bagi kehidupan manusia air merupakan unsur penting dalam proses metabolisme dalam tubuh dan sekaligus sebagai sarana pengangkut hasil metabolisme. Dalam tubuh manusia terdapat 60-70 % dari seluruh berat badan, dan apabila terjadi kekurangan sebanyak 15 % saja dapat berakibat fatal atau kematian.
Menurut Rismunandar (1984 ; 10-12) air adalah kebutuhan pokok bagi badan manusia dan mempunyai multi fungsi dalam tubuh manusia tersebut. Banyak air yang dibutuhkan manusia tergantung pada situasi dan kondisi setiap harinya. Misalnya suhu udara, kelembaman udara, banyaknya air yang dikandung dalam makanan, dan intensitas gerak dari pekerjaan yang dihadapi. Kebutuhan minum orang dewasa antara 4 – 8 gelas/ hari dan kebutuhan minum anak-anak kurang dari 4 gelas.
Disisi lain pengaruh air terhadap kesehatan manusia juga akibat dari sirkulasi air, pemanfaatan air serta sifat-sifat air, dan secara khusus pengaruh air tersebut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh air yang bersifat tidak langsung terhadap kesehatan adalah pengaruh yang timbul sebagai akibat pendayagunaan air yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh air yang dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, industri, irigasi,
2


perikanan, pertanian dan rekreasi, adalah pemanfaatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi sebaliknya pengotoran air dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat, sebagai contoh : pengotoran badan-badan air dengan zat-zat kimia yang dapat menurunkan kadar oksigen terlarut, zat-zat kimia tidak beracun yang sukar diuraikan secara alamiah dan menyebabkan masalah khusus seperti estetika, kekeruhan karena adanya zat-zat tersuspensi.

Sedangkan pengaruh yang bersifat langsung, tergantung sekali pada kualitas air, dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar penyakit ataupun sebagai sarang insekta penyebar penyakit. Kualitas air berubah karena kapasitas air untuk membersihkan dirinya telah terlampaui. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah serta intensitas aktivitas manusia yang tidak hanya meningkatkan kebutuhan akan air tetapi juga meningkatkan jumlah air buangan. Buangan-buangan inilah yang merupakan sumber-sumber pengotoran perairan. 

Meningkatnya aktivitas manusia dimaksud, dapat dilihat dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, baik industri migas, pertanian maupun industri non migas lainnya, sehingga sangat berpotensi terjadinya pencemaran air, yang disebabkan oleh buangan limbah dari kegiatan manusia tersebut. 
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.



3


Sehingga untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, khususnya terhadap kualitas air akibat aktivitas perkembangan industri, maka perlu dilakukan upaya pengelolaan dan pengendalian pencemaran kualitas air, dengan menetapkan baku mutu air, yaitu batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat di dalam air, tetapi air tersebut dapat digunakan sesuai dengan kriterianya.
Dalam tulisan ini akan dibahas baku mutu air serta dampak dari kelebihan parameter yang telah ditetapkan.

2. POLUSI AIR

Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tapi bukan berarti semua air telah terpolusi. Air hujan yang turun di pegunungan atau hutan terpencil dengan udara yang masih bersih dan bebas polusi selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2, O2 dan N2 serta bahan-bahan yang tersuspensi seperti debu dan partikel lainnya yang terbawa dari atmosfir. Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca dan Fe.
Air minumpun bukan merupakan air murni, meskipun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri telah dihilangkan dari air tersbut, tetapi air minum masih mengandung komponen-komponen terlarut.
 Air yang tidak terpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah yang melebihi batas yang ditetapkan, maka air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu.

4

Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan secara normal disebut polusi. Karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batas-batas polusi untuk berbagai jenis air juga berbeda.

2.1 Polutan Air

Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen penyebab polusi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda ini disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang berbeda-beda. Polutan ini dapat dikelompokkan menjadi 9 group berdasarkan sifat-sifatnya.


a. Padatan
b. Bahan-bahan yang membutuhkan oksigen (oxygen demanding wastwe)
c. Mikroorganisme
d. Komponen organic sintetik
e. Nutrien tanaman
f. Minyak
g. Senyawa organic dan minieral
h. Bahan radio aktif
i. Panas


Pengelompokan tersebut diatas bukanlah merupakan pengelompokan yang baku, karena satu jenis polutan mungkin dapat dimasukkan kedalam lebih dari satu kelompok. Sebagai contoh, bakteri dapat dimasukkan kedalam kelompok mikroorganisme ataupun kedalam kelompok padatan karena bakteri merupakan padatan yang tersuspensi.


5

Contoh lain misalnya logam berat sering dimasukan kedalam kelompok senyawa anorganik, tetapi juga merupakan padatan terlarut.

2.2. Sifat-sifat air terpolusi

Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air, sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan polusi air
Sifat-sifat yang umum diuji untuk mengetahui tingkat polusi air adalah :
a. pH
b. Suhu
c. Warna
d. Jumlah padatan
e. Nilai BOD/ COD
f. Pencemaran mikroorganisme pathogen
g. Kandungan minyak
h. Kandungan logam berat
i. Kandungan bahan radio aktif
 
 
3. KUALITAS AIR

Untuk menentukan apakah suatu air layak dikonsumsi atau tidak, dapat dilakukan pengujian. Penetapan batas mutu minimal yang harus dipenuhi sebagai standarisasi, baik standar internasional, standar nasional ataupun standar perusahaan dapat dilihat dibawah ini :

   
  Standar internasional

   
  Standar nasional
 
  Standar perusahaan

 Gambar : Hirarki standarisasi
  6  



Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk dan akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan makhluk lainnya. Penurunan kualitas akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktifitas, daya dukung, dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada gilirannya akan menurunkan potensi sumberdaya alam.

Air sebagai komponen sumberdaya alam sangat penting, oleh sebab itu harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa penggunaan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan mempertimbangkan kepentingan generasi masa kini dan masa dating. Untuk itu sumber daya air harus dikelola agar tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik, bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya serta berfungsi secara ekoilogis guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

Di satu pihak usaha kegiatan manusia membutuhkan air yang berdaya guna sementara dilain pihak kegiatan manusia tersebut berpotensi menimbulkan berdampak negative antara lain berupa pencemaran yang dapat mengancam ketersediaan air. Agar air dapat bermanfaat secara terus menerus dan pembangunan dapat berkelanjutan, maka dalam hal ini pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

Pengelolaan kualitas air, dimaksudkan untuk memelihara kualitas air dan melestarikan fungsi air sebagaimana kondisi alamiahnya.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 (Psl 1) , berbunyi :
◙ Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawa permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil
 7



◙ Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, termasuk dalam ini aquifer, mata air, sungai, rawa, danau, waduk dan muara
◙ Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air, sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai dengan peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air sesuai dengan baku mutu air
◙ Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
◙ Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu
◙ Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air
◙ Rencana penggunaan air adalah rencana yang memuat potensi pemanfaatan atau penggunaan air, pencadangan air berdasarkan ketersediaannya baik kualitas maupun kuantitas dan fungsi ekologis
◙ Baku mutu air adalah ukuran bebas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air
◙ Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan
◙ Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
◙ Beban pencemaran air adalah jumlah suatu unsure pencemar yang terkandung dalam air atau limbah
8

◙ Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban pencamaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar
◙ Air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair
◙ Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsure pencemar dan atau jumlah unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan

Dalam Psl 4 ayat (1) PP No 82 Tahun 2001, bahwa : usaha pengelolaan kualitas air dilakukan untuk menjamin kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukkannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya. Kemudian pasal 4 ayat (2) pengendalian pencemaran air dilakukan untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air.

Menurut kegunaan air , pada sumber air dibedakan 4 kelas, (Pasal 8 ayat (1) PP No 82 Tahun 2001), yaitu :

a. Kelas I, adalah air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air minum dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas II, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan bahan baku yang diolah untuk air minum dan keperluan rumah tangga dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
c. Kelas III, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana/ prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan untuk 
9

mengairi pertamanan dan untuk peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
d. Kelas IV, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertamanan, usaha perkotaan, industri dan sebagai sumber tenaga listrik dan atau peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan keguaan tersebut

4. BAKU MUTU AIR

Untuk menjaga agar air berada dalam kondisi yang sesuai dengan peruntukannya maka Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Berikut ini akan diuraikan beberapa elemen penting dari baku mutu air serta dampaknya terhadap lingkungan :

a. pH

Nilai pH yang normal berada antara 6 – 8 pH, air terpolusi berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya. Buangan yang banyak mengandung asam-asam organic biasanya akan meningkatkan keasaman air. Air buangan industri-industri bahan organic pada umumnya mengandung mengansung asam mineral dalam jumlah yang tinggi, sehingga keasaman juga tinggi atau pH nya rendah.
Perubahan keasaman pada air buangan, baik kea rah alkali (pH naik) maupun kea rah asam (pH turun) akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air. Air buangan yang mempunyai pH rendah bersifat sangat korosif terhadap baja dan sering menyebabkan karat pada besi.

10


b. Temperatur

Dalam berbagai proses industri air sering digunakan sebagai medium pendingin. Setelah digunakan air tersbut akan menerima panas dari bahan yang didinginkan lalu dibuang ketempat asalnya. Air buangan ini jelas akan mempunyai temperature yang lebih tinggi dari air asalnya. Kenaikan temperature ini akan berakibat sebagai berikut :
► Menurunnya oksigen terlarut
► Meningkatnya kecepatan reaksi kimia
► Terganggunya kehidupan ikan dan hewan air lainnya
► Jika batas temperature yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati

c. Warna, bau dan Rasa


Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi. Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi. Warna air dapat dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yaitu selain adanya bahan-bahan terlarut juga adanya bahan-bahan tersuspensi, termasuk diantaranya yang bersifat koloid.
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, atau tumbuhan dan hewan air, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Air yang berbau sulfite disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan organic dan mikroorganisme anaerobic.



11

Rasa tidak terdapat pada air yang normal. Timbulnya rasa yang menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut dihubungkan dengan bau, karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan.
Bau yang tidak normal pada air juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal.

d. Kesadahan air
Adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam air akan menyebabkan sifat kesadahan terhadap air tersebut. Air yang mempunyai tingkat kesadahan pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang berbusa sehingga meningkatkan konsumsi sabun yang terlalu tinggi sangat merugikan karena dapat menimbulkan korosi/ karatan dan juga menimbulkan kerak-kerak pada wadah-wadah pengolahan

e. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organic yang sebenarnya, tapi hanya mengukur secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut.
Air yang hampir murni mempunyai nilai BOD kira-kira 1 ppm, dan air yang mempunyai nilai BOD 3 ppm masih dianggap murni. Jika nilai BOD air mencapai 5 ppm maka kemurnian air tersebut diragukan. Buangan industri mempunyai nilai BOD 100 sampai 1.000 ppm
Tingginya nilai BOD menjadi masalah ketika oksigen terlarut dalam air sebelumnya sudah terlalu rendah, yang mengakibatkan organisme hidup tidak dapat memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan yang ada di dalam air.
12


f. COD (Chemical Oxygen Demand)

COD adalah suatu uji untuk menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya kalium dokhromat, untuk mengoksidasi bahan-bahan organic yang terdapat di dalam air.

g. DO (Dissolved Oxygen)

DO atau oksigen terlarut merupakan parameter mutu air karena nilai oksigen terlarut dapat menunjukkan tingkat pencemaran. DO berasal dari proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tergantung dari jumlah tanaman dan dari atmosfir yang masuk ke dalam air. Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan atau hewan yang hidup di air akan mati, sebaliknya konsentrasi oksigen yang terlalu tinggi akan menyebabkan proses pengkaratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat hydrogen yang melapisi permukaan logam.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jumlah bervariasi, tergantung dari suhu dan tekanan atmosfir.

Tabel I : Hubungan antara suhu dengan konsentrasi oksigen terlarut maksimum pada tekanan I atmosfir

Suhu(°C ) Konsentrasi O2
 terlarut maksimum
 (ppm) Suhu(°C ) Konsentrasi O2 terlarut maksimum (ppm)
0 14,6 30 7,6
10 11,3 32 7,4
12 10,8 34 7,2
14 10,4 36 7,0
16 10,0 38 6,8
18 9,5 40 6,6
20 9,2 42 6,4
22 8,8 44 6,2
24 8,5 46 6,0
26 8,2 48 5,8
28 7,9 50 5,6
13


h. Merkuri

Merkuri merupakan elemen alami, oleh karena itu sering mencemari lingkungan. Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam dalam bentuk gabungan dengan elemen lainnya. Komponen merkuri banyak terdapat di karang-karang, tanah, udara, air dan organisme hidup melalui proses fisik, kimia dan biologi yang kompleks.
Pengaruh merkuri bagi kesehatan adalah menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel karena kemampuan merkuri untuk terikat dengan grup yang mengandung sulfur di dalam molekul yang terdapat di dalam enzim dan dinding sel. Keadaan ini mengakibatkan aktifitas enzim dan reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim di dalam tubuh terhambat. Kerusakan tubuh disebabkan oleh merkuri biasanya bersifat permanent dan belum dapat disembuhkan.

i. Timbal

Polusi timbale dapat terjadi di udara, di air maupun di dalam tanah. Timbal banyak digunakan dalam produksi baterai. Daya racun timbale di dalam tubuh adalah penghambatan enzim oleh ion-ion Pb2
Enzim yang diduga dihambat adalah enzim yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Penghambatan tersebut disebabkan terbentuknya ikatan yang kuat antara Pb2+ dengan grup sulfur yang terdapat di dalam asam-asam amino dari enzim tersebut

j. Radioaktif

Uranium dan produk-produk pemecahannya merupakan salah satu contoh elemen yang mempunyai inti sangat tidak stabil. Disintegrasi atau pemecahan inti tersebut akan menghasilkan emisi radioaktif yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup.
14

Beberapa macam aktifitas yang merupakan sumber potensial pencemaran radioaktif dan berperan dalam polusi lingkungan diantaranya yaitu :

► Peleburan dan pengolahan logam untuk memproduksi komponen radioaktif
► Penggunaan bahan radioaktif untuk senjata nuklir
► Penggunaan bahan radioaktif untuk pembangkit tenaga nuklir
► Penggunaan bahan radioaktif untuk pengobatan, industri dan penelitian

k. Arsen

Arsen (As) adalah metal yang mudah patah, berwarna keperakan dan sangat toxic. Arsen elemental didapat di alam dalam jumlah yang sangat terbatas. Arsen sudah sejak lama digunakan untuk racun tikus. Keracunan arsen secara akut pada manusia dapat menimbulkan muntaber, disertai dengan darah, disusul dengan koma dan bila dibiarkan dapat menimbulkan kematian. 
Secara kronis keracunan arsen dapat menimbulkan anorexia, mual, diare, alergi, dan cacat bawaan.

l. Barium

Barium (Ba) adalah sejenis metal berwarna putih. Barium digunakan dalam industri gelas, keramik, tekstil, cat, plastic dan lain-lain. Keracunan Ba dapat menghentikan otot-otot jantung dalam waktu 1 jam. Pada fase akhir keracunan biasanya terjadi kelumpuhan urat saraf

15



m. Besi

Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe dibutuhkan dalam tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Fe dalam dosis besar dapat menimbulkan kerusakan dinding usus, dan kerusakan dinsing usus ini dapat menimbulkan kematian. Debu Fe juga dapat menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru

n. Flourida

Flourida (F) adalah senayawa Flour. F adalah halogen yang sangat reaktif, karenanya di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa. Keracunan F secara kronis menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan terganggu dan gangguan pencernaan yang disertai dehidrasi

o. Cadmium

Cadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat pada industri alloy, pemurnian Zn, pestisida dan lain-lain. Keracunan Cd secara akut menyebabkan gejala gasterointestinal dan penyakit ginjal dan pada fase lanjut menyebabkan pelunakan dan fraktur (patah) tulang-tulang punggung yang multiple

p. Khlorida


Khromium (Cr) adalah metal berwarna kelabu dank eras. Cr digunakan dalam industri gelas, metal, fotografi, dan electroplating. Khronium sendiri sebetulnya tidak beracun, tetapi senyawanya sangat iritan dan korosif yang dapat menimbulkan ulcus yang dalam pada kulit dan selaput lender. Inhalasi Cr dapat menimbulkan kerusakan tulang hidung. Di dalam paru-paru Cr dapat menimbulkan kanker
16



q. Mangan

Mangan (Mn) adalah metal berwarna kelabu kemerah-merahan. Keracunan Mn seringkali bersifat kronis sebagai akibat imhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan urat saraf, insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng (mask)

r. Natrium

Natrium elemental (Na) sangat reaktif, karenanya apabila berada di dalam air akan terdapat sebagai suatu senyawa. Natrium bagi tubuh bukan merupakan benda asing, namun toxitasnya tergantung pada gugus senyawanya. NaOH atau hidroxida sangat korosif, tapi NaCl justru sangat dibutuhkan oleh tubuh

s. Nitrat, Nitrit
Nitrat dan Nitrit dalam jumlah besar dapat menimbulkan diare campur darah, disusul oleh konvulsi (gerakan yang tidak terkendali pada otot-otot yang menyebabkan kekejangan pada bagian tubuh) disusul koma dan bila tidak ditolong akan menyebabkan kematian
t. Perak

Perak atau Argentum (Ag) adalah metal berwarna putih. Ag didapat pada industri kalloy, keramik, gelas, fotografi, cermin dan cat rambut. Bila masuk kedalam tubuh, Ag akan diakumulasi diberbagai organ dan dapat menimbulkan pigmentasi kelabu yang disebut Argyria. Pigmentasi ini bersifat permanent










17

u. Selenium

Selenium adalah logam yang berbau bawang putih, didapat bersama-sama dengan Cu, Au, Ni dan Ag. Dalam dosis besar Selenium akan menyebabkan gejala Gl seperti muntah dan diare. Bila pemaparan berlanjut maka akan terjadi gejala gangguan urat saraf seperti hilangnya reflek-reflek, iritasi cerebral, konvulsi, dan juga dapat terjadi kematian

v. Seng

Seng (Zn) adalah metal yang didapat pada industri alloy, keramik, kosmetik, pigmen dan karet. Toxitas Zn pada hakekatnya rendah. Tubuh memerlukan Zn untuk proses metabolisme, tapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun. Di dalam air minum Zn akan menimbulkan rasa kesat dan dapat menimbulkan muntaber

w. Sianida

Sianida adalah senyawa Sian (Cn) yang sudah lama terkenal sebagai racun. Di dalam tubuh akan menghambat proses jaringan pernapasan sehingga terjadi asphyxia, orang seperti tercekik dan cepat diikuti dengan kematian. Secara alami sianida terdapat pada berbagai tumbuhan

x. Sulfat

Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro-instestinal bila dicampur dengan magnesium atau natrium. Jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare

y. Sulfida

Senyawa sulfide menimbulakn rasa dan bau, bersifat korosif dan irritant. Keracunan sulfide jarang terjadi karena zat ini berbau busuk
18




z. Tembaga

Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia, tetapi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GL, SSP, Ginjal dan Hati, muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, kramp, konvulusi, shock, koma dan dapat juga menyebabkan kematian.
 

5. PENUTUP

Dewasa ini memang air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil aktivitas manusia, mulai dari limbah rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Kemudian untuk menetapkan standard air yang bersih tidaklah mudah, karena tergantung oada banyak factor penentu, diantaranya kegunaan dan asal sumber air. Akan tetapi kesulitan dalam menetapkan standard tadi dapat terselesaikan dengan adanya kesepakatan bahwa air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan tetapi pada keadaan normalnya.
Dengan demikian pencemaran terhadap air sebagai komponen daya dukung alam sangat perlu dihindari, dan hal ini akan terjadi bila terpelihara dalam pengelolaan dan pengendalian baku mutu kualitasnya, sehingga dengan adanya produk-produk hukum sebagai unsur pendukungnya, sudah sepantasnya dilakukan penegakan hukum terhadap penyimpangan dan pelanggarannya. 
Demikianlah tulisan sederhana ini kami susun, semoga bermanfaat terutama pada diri kami, dalam memahami baku mutu air nasional.

UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ANTARA KEPENTINGAN EKOLOGI DAN EKONOMI DARI SUDUT TATA RUANG

UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ANTARA KEPENTINGAN EKOLOGI DAN EKONOMI DARI SUDUT TATA RUANG
Oleh : NurAina/NP 078106004


A. LATAR BELAKANG


 Permasalahan lingkungan perkotaan mempunyai implikasi yang kompleks, terutama yang berkaitan dengan permasalahan social dan ekonomi masyarakat kota. Lingkungan kota yang kurang baik dan sehat memicu berkembangnya berbagai persoalan social kota, baik yang menyangkut kriminalitas kota, persoalan psikologi penduduk kota, kemiskinan, serta konflik-konflik social lainnya. Lingkungan kota yang kurang sehat juga mempunyai implikasi social yang panjang, terutama karena kota bukan lagi menjadi tempat yang kondusif bagi pengembangan sumber daya manusia. Selain itu dengan terdapatnya peningkatan jumlah populasi kota dan kebutuhan sumber daya, keberadaan kota tidak dapat dilepas dari permasalahan lingkungan, seperti keterbatasan lahan, polusi air, udara dan suara, system sanitasi yang buruk, kondisi perumahan tidak memadai serta masalah transportasi. Selain itu juga terdapat permasalahan lingkungan secara global antara lain, terjadinya pemanasan global dan penipisan ozon. Kota merupakan bagian dari lingkungan secara keseluruhan sehingga penurunan kualitas kota akan menimbulkan dampak pada kehidupannya didalamnya.
 Kemajuan ekonomi suatu masyarakat juga sangat ditentukan oleh kualitas lingkungan kota, namun hanya memikirkan atau memperhatikan masalah-masalah fungsional dan penampilan dari kota tersebut. Perencana dan perancang kota cenderung memperhatikan aspek ekonomi dan aspek estetika sehingga mengenyampingkan aspek lingkungan/ ekologi kota. 



2

Dimana kita tahu bahwa kepentingan ekonomi itu mengarahkan untuk terjadinya pemaxsimalan keuntungan sedangkan kepentingan ekologi mengarahkan terjadinya kesinambungan sumber daya. Untuk itu diperlukan suatu upaya untuk menyelesaikan konflik antara dua kepentingan ini yaitu dengan melakukan perancangan kota 
yang meminimalkan pemakaian sumber daya dengan tanpa mengurangi nilai ekonomis dari sumber daya tersebut.

B. Permasalahan

  Dalam perkembangan pertumbuhan kawasan perkotaan, kita sering melihat terabaikannya aspek lingkungan didalamnya, yang menjadi perhatian umum hanyalah aspek perekonomian dan estetika saja. Sehingga permasalahan yang sering terjadi dan penulis angkat adalah “ Bagaimana mengatur lingkungan perkotaan dengan tetap menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi dan ekologi “

C. Landasan Teori

Untuk menjawab permasalahan yang penulis angkat, maka diperlukan suatu landasan berfikir antara lain mengacu kepada :

• Konsep Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan

Konsep ini merupakan suatu konsep yang melakukan perencanaan pembangunan yang menekankan pada dimensi-dimensi social dan lingkungan, serta tanggap terhadap berbagai kemungkinan perubahan dan ketidak pastian.



3



Dalam perencanaan yang berkelanjutan ini, mempunyai 3 dimensi utama yaitu dimensi ekonomi, dimensi social, politik dan budaya, dan dimensi lingkungan.
Tujuan utama dari perencanaan pembangunan berkelanjutan adalah (1) pembangunan ekonomi yang dinamis dan terus hidup (2) Pembangunan yang secara social, politis dapat diterima serta sensitive terhadap aspek-aspek kultur (3) Ramah secara lingkungan. Ketiga Tujuan tersebut masing-masing 

• Di Negara Inggeris, melalui Komisi Negara untuk Polusi Lingkungan, telah menyusun delapan strategi untuk pencapaian kebijaksanaan transportasi berkelanjutan antara lain :
a. Adanya keterpaduan antara kebijakan pemerintah dibidang transpostasi dan kebijakan tata guna tanah, serta memberikan prioritas untuk mengurangi kebutuhan akan transport dan meningkatkan proporsi perjalanan dengan memakai jenis kenderaan yang tidak banyak merusak lingkungan.
b. Mencapai standar kualitas udara yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas lingkungan
c. Memperbaiki kualitas kehidupan kota dengan mengurangi ketergantungan terhadap kenderaan bermotor dan menyediakan alternative jenis kenderaan lain
d. Meningkatkan proporsi pemakaian kenderaan untuk perjalanan pribadi yang tidak banyak memberikan dampak buruk pada lingkungan, serta mengupayakan pemakaian infrastruktur yang ada sebaik mungkin.

4

e. Menghindari pemakaian tanah untuk transportasi di daerah dengan nilai konservasi, budaya, dan landskap tinggi.
f. Mengurangi buangan karbon dioksida dari kenderaan
g. Mengurangi pemakaian bahan-bahan yang tidak dapat diperbaharui untuk pembuatan infrastruktur dan industri kenderaan
h. Mengurangi polusi suara dari kenderaan

Bagaimana kota bisa dirancang kembali agar lebih beragam, fleksibel dan efisien energi ? Dari hasil terjemahan buku “Environmental science, A Global Concern “ diajukan 8 (delapan) usulan untuk memberikan berbagai aspek yang lebih baik bagi daerah pedesaan maupun kota besar : 
1. Batasi ukuran kota dan atur kedalam modul-modul yang terdiri dari 30.000 s/d 50.000 orang, yang cukup besar menjadi sebuah kota tapi juga cukup kecil sebagai komunitas. Jalur-jalur hijau (green belt) lahan pertanian, dan rekreasi di sekitar kota membatasi perluasan dan meningkatkan penggunaan tanah secara efisien. 
Dengan perencanaan yang seksama dan kerja sama dengan wilayah sekitarnya , suatu kota yang terdiri dari 50.000 orang bias memiliki fasilitas kota yang lengkap seperti museum, pusat kebudayaan, sekolah, rumah sakit dll.
2. Tentukan terlebih dahulu kapan pembangunan akan dilakukan. Hal ini dapat melindungi nilai-nilai property dan mencegah konsep pembangunan yang sembarangan. 
Hal ini juga dapat memperhitungkan nilai-nilai histories dan 
kultural, sumber daya pertanian, dan factor-faktor ekologi seperti dampak pembangunan terhadap daerah rawa, jenis tanah, 

5


perlindungan air tanah serta pelestarian lokasi-lokasi yang bernilai secara ekologis maupun estetis.
3. Tempatkan pusat kebutuhan sehari-hari di lokasi yang tepat, sehingga orang bias membeli kebutuhan sehari-hari dengan nyaman, gampang, dan tidak lagi bergantung pada kenderaan karena jaraknya mudah dijangkau. Hal ini mungkin bias dilakukan dengan mendorong perkembangan usaha dagang berskala kecil di dekat daerah pemukiman
4. Tingkatkan kemudahan kerja dengan menempatkan daerah perkantoran, industri ringan, dan pusat-pusat perdagangan di dekar daerah pinggiran, atau dengan memungkinkan pekerjaan dilakukan dirumah melalui computer.
 Alternatif seperti ini menghemat waktu dan energi serta memberikan peluang kerja local lebih banyak
5. Kembangkan perumahan yang lebih beragam dan fleksibel sebagai alternative untuk rumah-rumah sebulatan konvensional. Pendirian bangunan di antara rumah-rumah yang ada bias menghemat energi, mengurangi biaya tanah dan memberikan keragaman dalam kehidupan bermasyarakat. Kamar- kamar rumah yang tidak terpakai 
bisa disewakan untuk memberikan tempat tinggal bagi mereka yang tidak mampu membeli rumah dan juga menjadi penghasilan tambahan bagi para pensiunan yang memiliki rumah tersebut.
6. Anjurkan penduduk untuk mengurangi penggunaan kenderaan dengan berjalan atau menggunakan kenderaan efisien energi yang hemat dan berukuran kecil, hal ini dapat didorong dengan membuat jalur lalu lintas khusus, mengurangi ukuran atau jumlah tempat 

6

parker, atau tidak mengijinkan kenderaan ukuran besar untuk parker di area perbelanjaan.
7. Jadikan kota lebih kuat dengan menanam tanaman pangan secara local, mendaur ulang sampah dan air, menggunakan sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui, mengurangi polusi dan suara rebut, serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan aman.
8. Ajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Tekankan sejarah local, budaya dan lingkungan untuk memperkuat identitas dan rasa bermasyarakat.
• Menurut Muhammad Soejarni,dkk (1987) , Pembangunan Suatu daerah selalu didasarkan kepada pemanfaatan suatu sumber daya alam . Makin banyak suatu daerah mempunyai 
sumber daya alam dan makin efisien pemanfatan sumber daya alam tersebut, makin baiklah harapan akan tercapainya keadaan kehidupan ekonomi yang baik dalam jangka panjang.
 Untuk menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi, maka perencanaan penggunaan, pengelolaan dan penyelematan sumber daya alam itu perlu dilakukan dengan lebih cermat, dengan memperhitungkan hubungan-hubungan ekologis yang berlaku untuk mengurangi akibat-akibat yang merugikan kelangsungan pembangunan secara menyeluruh.
 Kelanggengan pembangunan ekonomi akan sangat tergantung kepada sumber daya yang dapat pulih/ diperbaiki, maka pengelolaannya sangat penting, sementara secara umum sumber daya yang dapat pulih/ diperbaiki ini saling berkaitan dalam suatu ekosistem.
 Dalam pemanfaatan sumber daya alam perlu diperhatikan empat lingkungan yang saling berkaitan erat sekali, yaitu lingkungan perlindungan yang matang, lingkungan produksi yang bertumbuh, lingkungan serba guna serta lingkungan pemukiman dan industri.
7

Keseimbangan antar keempat lingkungan ini sangat diperlukan dalam pembangunan ekonomi yang lestari, oleh karena keseimbangan dimaksud berdasarkan atas perkembangan ekosistem dan sumber alam yang menjadi landasan pembangunan, maka jaminan akan ketahanan pembangunan ekonomi dapat diperoleh.

D. Infrastruktur Kota

Prasarana kota merupakan urat nadi kehidupan kota. Pengembangan jaringan prasarana kota yang ramah lingkungan berarti mengarahkan kehidupan dan perkembangan kota yang juga ramah lingkungan.
Prasarana kota yang terdiri dari system jaringan jalan, air bersih, air kotor, drainase, sampah merupakan system dasar yang membentuk dan menghidupi kegiatan kota. Pengembangan jaringan prasarana kota yang ramah lingkungan berarti mengarahkan kehidupan dan perkembangan kota yang juga ramah lingkungan.

E. Landskap Kota

Kompoenen Lansekap kota terdiri dari : ruang terbuka, pemanfaatan taman, pertanian kota dan hutan kota.
1. Ruang Terbuka
Ruang terbuka secara umum merupakan semua tanah dan air yang tidak tertutup oleh bangunan. Manfaat dari ruang terbuka ini antara lain sebagai area rekreasi, untuk mengurangi polusi udara dan suara, serta manfaat psikologis dan estetika.




8

Berdasarkan jenisnya ruang terbuka terdiri dari : ruang terbuka pasif dan ruang terbuka aktif. Ruang terbuka aktif adalah ruang terbuka yang dipakai untuk kegiatan manusia, seperti bermain, beristirahat, dan sebagainya. Sedangkan ruang terbuka pasif adalah ruang terbuka yang tidak dimanfaatkan untuk kegiatan manusia, seperti koridor kereta api, sungai dan sebagainya.
2. Pemanfaatan taman
3. Pertanian Kota
4. Hutan kota

F. Pembahasan 

Dengan banyaknya permasalahan di kawasan perkotaan dimana terdapat pertentangan yang jelas antara kepentingan ekonomi dan kepentingan ekologi, maka untuk menengahi permasalahan tersebut dapat dilakukan suatu pendekatan dalam perancangan kawasan perkotaan.
Perancangan kawasan perkotaan yang dapat diterapkan adalah dengan menggabungkan kedua kepentingan yaitu ekonomi dan ekologi dalam bentuk perancangan kota ekologi yang berkesinambungan.Dalam perancangan kota ekologi ini ada 5 komponen penting yang perlu diatur yaitu tata guna tanah, bangunan, transportasi, infrastruktur dan landskap kota.
1. Tata guna tanah 

 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menata guna lahan di kota adalah sebagai berikut :

a. Membentuk tata guna tanah campuran
Hal ini dimaksudkan agar terdapat suatu bentuk integrasi berbagai aktivitas penduduk pada suatu kota. Penataan guna tanah campuran ini dapat menghemat tanah dan mengurangi jumlah polusi.
9


b. Pemakaian lahan dengan lebih kompak
Hal ini dilakukan untuk menghambat terjadinya pengembangan kota yang akan memakai tanah-tanah produktif di luar kota. Penataan ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan pemakaian bangunan-bangunan di kota, seperti pemanfaatan bangunan lama untuk fungsi baru, pembangunan vertical, dan sebagainya. Bentuk kota yang kompak dapat menghemat biaya dalam pemakaian infrastruktur berupa : jalan, pipa PDAM , listrik, dan sebagainya. Selain itu juga terdapat efisiensi dalam transportasi yang dapat mengurangi jumlah polusi udara.
c. Terdapat integrasi anatar tata guna tanah dengan infrastruktur
Hal ini dilakukan dengan menata pusat kota dengan tata guna tanah campuran, dengan pertokoan kecil (retail), fisik bangunan lebih memperhatikan lingkungan, banyak ruang terbuka dimana akan membuat suasana lingkungan menjadi lebih hidup dan lebih bersifat manusiawi dari suatu kota

d. Penataan ruang terbuka/ open space

Yang tergolong dalam bentuk ruang terbuka adalah taman kota, tempat bermain, area olah raga, plaza, taman-taman perumahan, jalur pejalan kaki, lahan kosong, pinggiran sungai, rel kereta api, dan sebagainya. Ruang terbuka ini dapat memberikan manfaat khusus bagi perkotaan antara lain dapat sebagai penghijauan kota dsan daerah kegiatan social penduduk, disamping untuk kepentingan lainnya seperti keindahan kota.
10


2. Bangunan
 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menata kota dengan konsep ekologi adalah :
a. Desain bangunan
 Dalam mendesain suatu bentuk bangunan yang sesuai dengan prinsip pembangunan kota ekologi, maka kita harus mengkaji bagaimana bentuk, tapak, materiel dan struktur bangunan sehingga terdapat pengurangan energi, namun tetap nyaman dipakai. Sesuai dengan prinsip kota ekologi ini maka desain bangunan yang paling cocok diterapkan adalah jenis
memperhatikan kepentingan pemakai dan dirancang secara menyeluruh untuk setiap bagiannya.
 Efisiensi energi dapat dicapai dengan memfungsikan sebuah bangunan untuk multi fungsi sehingga dapat dengan mudah beradaptasi untuk banyak kegiatan. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menghemat energi adalah dengan seminimal mungkin pemakaian energi dari sumber yang tidak dapat diperbaharui. Bangunan dapat memanfaatkan lebih banyak sinar matahari untuk penyinaran alamiah, dan memakai ventilasi penghawaan alamiah.

b. Pemilihan Bahan Bangunan

 Pemilihan bahan bangunan dapat memberikan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan. Dampak terhadap lingkungan alam meliputi kerusakan ekologi akibat pengambilan bahan baku, polusi dari proses pembuatan bahan, efek transportasi untuk 
11

membawa bahan bangunan, pemakaian energi dalam pembuatan bahan sehingga memproduksi gas-gas berbahaya seperti CFC, CO2, dan sebagainya. Aspek kesehatan berupa efek pembuatan bahan terhadap para pekerja yang diperlukan dalam pembuatannya. 
Sehingga sedapat mungkin dipakai bahan-bahan yang rendah energi untuk bangunan serta terhadap para pemakai.
 Dalam konstruksinya bahan dengan energi rendah seperti pasir, kerikil umumnya dipakai dalam jumlah besar sedangkan bahan dengan energi tinggi seperti baja dan plastic dipakai dalam jumlah kecil. Estimasi ini menunjukkan bahwa bangunan berskala kecil dan khususnya tradisional memerlukan energi yang lebih sedikit dalam pembangunannya. Bangunan bertingkat banyak akan memerlukan energi lebih banyak, karena umumnya bahan bangunan yang dipakai adalah bahan-bahan yang memerlukan proses pembuatan dengan energi besar (seperti baja, beton, kaca) serta proses konstruksi yang juga memakai energi yang tidak sedikit. Artinya juga bahwa bangunan jenis ini akan membawa dampak kerusakan lebih besar terhadap lingkungan.
 Kandungan energi bahan bangunan berkaitan dengan tingkat alamiah bahan. Semakin kecil sifat alamiah bahan, maka semakin kecil kandungan energinya. Semakin sedikit energi dikandung bahan, semakin sedikit menghasilkan polutan karena hanya sedikit energi yang diperlukan dalam pembuatannya. Sehingga sedapat mungkin dipakai bahan-bahan yang rendah energi untuk bangunan.



12

 Pada konstruksi bangunan, semakin kecil skala bangunan, semakin sedikit memerlukan energi dalam pemasangan bahan bangunan. Pada pekerjaan konstruksi bangunan berskala besar, energi diperlukan untuk, pengoprasian alat-alat berat, penyediaan air, penerangan, pemasangan bahan dan elemen bangunan, transportasi.
 Bahan baku seperti batu dan batu bata dalam pemasangannya memerlukan tenaga manusia, yaitu tukang. Dalam prinsip perancangan kota ekologi, tenaga manusia merupakan energi yang dapat diperbaharui, yang dapat mengganti energi besar yang dibutuhkan apabila memakai tenaga bukan manusia.
 Selain itu juga perlu diperhatikan bahan-bahan finishing yang aman bagi kesehatan manusia dan juga lingkungan. Bahan-bahan ini sebaiknya tidak mengandung logam toksik seperti kadmiun dan lead yang berbahaya bila baunya terhirup. 
 Selain itu juga dalam pemilihan bahan sebaiknya yang tidak mengandung radioaktif tinggi atau bahan-bahan yang mengandung formaldehida, atau pengawet kayu dengan bahan kimia berbahaya.

3. Transportasi

 Untuk menciptakan system transportasi yang nyaman dan ramah lingkungan, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan kenderaan umum yang nyaman (bis kota, kereta, angkot dan lain sebagainya)
b. Penggantian bahan bakar bensin dengan etanol dan biogas
c. Pemakaian tenaga sinar matahari untuk menjalankan kenderaan
13

d. Memasyarakatkan penggunaan sepeda dan berjalan kaki
e. Penerapan system traffic calming dibeberapa jalan dikawasan pusat kota dan permukiman. Pada system ini, kenderaan diperlambat jalannya, sehingga tidak membahayakan, serta hanya sejenis kenderaan tertentu yang diperbolehkan lewat. Cara ini bisa ditempuh juga dengan mempersempit lebar jalan, pemakaian material untuk jalan bukan aspal.
f. Penerapan system transit oriented development. Pada system ini kegiatan penduduk terkosentrasi di suatu area. Tempat-tempat umum seperti bank, pasar, toko, kantor, rumah makan dan sebagainya saling berintegrasi, mudah dicapai dengan berjalan kaki atau transportasi umum, sehingga mengurangi pemakaian pribadi

4. Infrastruktur

 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menunjang perancangan kota ekologi adalah :
a. Jaringan jalan
 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menunjang perancangan kota ekologi adalah sebagai berikut :
1) Mengutamakan pembangunan jalan untuk kenderaan tidak bermotor
2) Pembangunan jalan yang lebih mengutamakan untuk dipakai oleh kenderaan umum serta hanya sejenis kenderaan tertentu yang diperbolehkan lewat. Cara ini bias ditempuh juga dengan mempersempit lebar jalan, pemakaian material untuk jalan bukan aspal.

14

3) Pembangunan jaringan jalan yang diintegrasikan dengan mode-mode transportasi lain, terutama transportasi udara, air dan kereta api
4) Pembangunan jaringan jalan dengan menggunakan materiel yang memungkinkan berfungsinya siklus hydrologi kota, antara lain dengan system perkerasan yang dapat menyerap air
5) Pembangunan jaringan jalan yang terintegrasi dengan system tata hijau kota
6) Pembangunan jaringan jalan yang memberikan kemudian bagi pejalan kaki
7) Pembangunan jaringan jalan yang memperhatikan dengan seksama aspek-aspek geometris jalan, sehingga mendukung efisiensi pergerakan lalu lintas.

b. Air bersih dan Sanitasi 
 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menunjang perancangan kota ekologi adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kapasitas penyediaan air bersih melalui jaringan pipa air, Pemakaian air pipa lebih terkontrol dalam hal jumlah dan kebersihan, sedangkan pemakaian air sumur atau air tanah dangkal mempunyai air terpolusi dan tidak terkontrolnya pengambilan air tanah dalam dengan sumur bor dapat menurunkan muka air tanah.
2) Adanya control dari Pemerintah terhadap penggunaan air tanah oleh penduduk, misalnya setiap pembuatan sumur bor perlu mendapat ijin dari Pemerintah, adanya pajak air tanah, adanya control secara langsung terhadap kondisi air sumur.
15

3) Jaringan air bersih, limbah padat dan air kotor, serta drainase yang mempunyai kualitas baik seperti kualitas pipa dan bak penampung, dan kualitas tangki septic yang dipakai penduduk.
4) Adanya keterpaduan antara perencanaan dan pembangunan jaringan air dan sanitasi dengan jaringan jalan dan tata hijau kota
5) Pemakaian tehnologi lebih maju dalam system pembuangan air kotor
6) Perlunya control pembangunan sehingga area resapan air tidak terganggu dan tidak terjadi banjir
7) Perlunya dikenalkan kepada masyarakat prinsip reduce (mengurangi pemakaian air), reuse (pemakaian kembali air kotor) dan recycle (pendaur ulangan air).

a. Sampah
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menunjang perancangan kota ekologi adalah sebagai berikut :
1) Minimasi limbah
2) Maksimasi daur ulang dan model kompos yang ramah lingkungan.
3) Peningkatan pelayanan umum
4) Promosi pembuangan dan pengelolaan limbah yang akrab lingkungan




16


5. Landskap kota
 Komponen lansekap kota terdiri dari :
a. Ruang terbuka
Penataan ruang terbuka hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Lokasi ruang terbuka harus mudah dicapai, aman untuk semua orang
2) Berdekatan dengan jalan lingkungan
3) Fasilitas yang ada di dalam ruang terbuka ini harus dapat menunjang kegiatan yang dilakukan masyarakat
4) Mempunyai desain yang baik, estetika dan pemandangan yang dapat menciptakan kenyamanan
b. Pemanfaatan taman
 Dari sudut perancangan kota ekologi, manfaat penghijauan kota antara lain ; dapat mempengaruhi iklim kota (modifikasi temperature, mengtartur aliran angin, pengontrol air hujan dan kelembaban), sebagai hal tehnis (tanaman sebagai pengontrol erosi tanah, mengurangi polusi suara), sebagai habitat burung dan satwa lain berkembang, estetika, keindahan dan memberikan efek psikologis pada manusia.

a. Pertanian kota
 Pertanian kota dapat dilakukan dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pertanian kota ini dapat dilakukan di halaman rumah, atap rumah, pinggir jalan, tanah kosong dengan menanam tanam yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, buah dan sebagainya.
17


Tujuan Pertanian kota ini adalah :
1) Memanfaatkan lahan kosong yang tidak produktif
2) Membantu mencukupi kebutuhan bahan makanan
3) Memberikan keuntungan ekonomi
4) Menunjang penghijauan dan keindahan kota
5) Sebagai kegiatan rekreasi, sampingan yang menguntungkan
d. Hutan Kota
 Pengadaan hutan kota yang terletak didalam kota sangat diperlukan untuk menunjang penghijauan kota dan sirkulasi udara. Disebut hutan kota karena jenis tanaman yang ditanam berupa pohon-pohon besar, yang ditanam secara berkelompok menyerupai hutan. Adapun manfaat dari adanya hutan kota ini adalah :
1) Mengontrol udara disekitarnya, termasuk mendinginkan udara dan mengatur arah dan kecepatan angin
2) Mencegah erosi tanah, mengurangi polusi udara dan suara
3) Habitat burung dan hewan lainnya
4) Rekreasi, lebih mendekatkan diri kepada alam
5) Pendidikan tentang alam bagi anak-anak
6) Penggantian suasana di dalam kota
7) Landskap Kota
  Jenis-jenis pohon yang sesuai untuk hutan kota atau penghijauan kota adalah :
1) Pohon besar, bercabang banyak dan berakar tunggang
2) Berbatang kayu keras
3) Berdaun lebat, membentuk paying atau kanopi
4) Berumur panjang
18

Dari kegiatan perancangan kota ekologi ini maka dampak yang ditimbulkan dari sudut perekonomian dari masing-masing komponen perancangan kota ekologi anatara lain, berupa :

1. Tata Guna Tanah
a. Dengan adanya bentuk kota yang kompak maka terjadilah penghematan biaya dalam pemakaian infrastruktur, sehingga dapat mengurangi penggunaan biaya untuk rehabilitasi infrastruktur, dan dana yang dianggarkan oleh Pemerintah dapat digunakan untuk keperluan lain
b. Dengan adanya bentuk kota dengan tata guna tanah campuran maka terjadilah pemusatan akan berbagai aktivitas sehingga dapat terjadi penghematan dari segi biaya, waktu dan tenaga
2. Bangunan
a. Dengan menggunakan disain bangunan yang mengarah ke jenis bangunan hijau maka terdapat beberapa penghematan antara lain berupa penghematan energi bahan baku yang berdampak pada keuntungan ekonomi
b. Selain itu dalam konsep perancangan kota ekologi ini lebih menekankan kepada pemilihan bahan bangunan dengan kandungan energi yang rendah, sehingga dalam pelaksanaan pembangunannnya lebih menekankan pada penggunaan tenaga manusia, yasng akan mempengaruhi income dari tenaga ahli yang digunakan.
Pada konsep perancangan kota ekologi maka akan terjadi pemanfaatan sumber daya manusia yang akan berpengaruh pada peningkatan perekonomian masyarakat

19

3. Transportasi
Dengan lebih menekankan pada penggunaan mode angkutan umum dengan tata letak kota yang kompak dan terintegritas antar kegiatan, maka akan terjadi penghematan biaya dan bahan bakar dalam perawatan moda angkutan pribadi sehingga akan meningkatkan saving yang akhirnya akan dapat meningkatkan income

5. Infrastruktur
Adanya integrasi perencanaan maupun pembangunan atau rehabilitasi antar infrastruktur akan meningkatkan aksesbilitas antar berbagai aktivitas dan mobilitas barang dan orang

6. Landskap Kota

a. Kegiatan yang dapat dilakukan pada ruang terbuka kota begitu beragam, yang nantinya dapat meningkatkan income dan perekonomian masyarakat secara khusus dan perekonomian suatu kawasan secara umum
b. Kegiatan pertanian kota selain dapat bermanfaat untuk konsumsi pribadi pemilik juga dapat dilakukan sebagai salah satu aktivitas ekonomi yang menguntungkan






20

G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
  Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan :
  a. Dalam perancangan kota diperlukan keseimbangan antara etika, estetika dan lingkungan
  b. Ada 5 unsur penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam perancangankota ekologi yang berkelanjutan, yaitu : tata guna tanah, kondisi bangunan, kondisi infrastruktur, transportasi dan landskap kota
  c. Dalam tata guna lahan, diperlukan suatu bentuk pencampuran fungsi lahan dengan menggunakan konsep sentralisasi
  d. Untuk melakukan perancangan yang berkaitan dengan bangunan, maka perlu dipertimbangkan jenis bahan bangunan dan disain dari bangunan itru sendiri.
  2. Saran
  a. Untuk penataan infrastruktur diperlukan koordinasi yang baik antar prasarana kota
b. Untuk mengatur landskap kota sebaiknya mempertimbangkan iklim, kepadatan serta fungsi dari suatu kawasan sehingga pengaturan ini akan sangat bermanfaat nantinya

c. Sebaiknya dalam perancangan infrastruktur kota dilakukan koordinasi yang baik antar instansi yang mengelola masing-masing infrastruktur ini sehingga tidak ditemui lagi kegiatan tambal sulam dari satu instansi pengelola infrastruktur tertentu dengan instansi lainnya.


26






Daftar Pustaka


Brown, Lester R, 1993, Jangan Biarkan Bumi Merana, Laporan Worldwatch Institute
 Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

Ediyuono, Setijati H,Yusuf, Maftuchah, Hendrawan, Diana Irvindiaty, Nugraha.
 Astri Rinanti, 2003. Prinsip-prinsip Dalam Pembangunan Yang Berkelanjutan, Jakarta, CV Idayus,LPKLP Universitas Treisakti, Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional

Hadi, Rahmi Dwita dan Setiawan, Bakti, 1999, Perancangan Kota Ekologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Salim, Emil, 1992, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Jakarta LP3ES

----------- 1999, Pedoman Umum Penyusunan Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan di Daerah (Agrnda 21 Daerah), Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri

Sinulingga, Budi D, 1999, Pembangunan Kota, Tinjauan Regional dan Lokal, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

Zen, M.T. 1984, Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup, Jakarta, PT Gramedia