Jumat, 23 Januari 2015

PENGARUH KEPADATAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP KUALITAS UDARA PADA RUAS JALAN TERTENTU DI KOTA LHOKSEUMAWE

Nuraina
Mahasiswi Program S-3 jurusan PSL USU Medan


ABSTRAK

Udara adalah bahagian dari alam yang merupakan sumber daya alam sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa udara manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Akan tetapi dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dikota dan pusat-pusat industri, komposisi udara mengalami perubahan kualitas, yaitu dengan terjadinya perbedaan komposisi udara dengan kondisi udara normalnya, hal ini tidak mendukung kehidupan manusia. Sumber pencemaran udara ini berasal dari bahan atau zat yang dapat berbentuk gas maupun partikel. Sedangkan aktivitas manusia merupakan faktor dominan terjadinya pencemaran ini, seperti dengan meningkatnya jumlah  kebutuhannya terhadap transportasi, sehingga hasil pembakaran bahan bakar kendaraan tersebut berakibat polusi udara semakin tinggi, polutan yang berhubungan pencemaran udara ini berupa  emisi gas buang SO2, NO2, CO, HC dan partikel.

Kata-kata kunci: pencemaran udara dan emisi gas buang


ABSTRACT

Air is part of nature representing natural resources of vital importance to human life. Without air of human being will not earn to live on. However at the height of activity of human being especially town and industrial estate, air composition experience of the change  is quality of, that is with the happening of difference of air composition by the condition of its normal air, this matter don’t support the human life.  Source of this air contamination come from materials to be gasiform and also particle.  While activity of human being represent the dominant factor the happening of this contamination, like at the height of amount of its requirement to transportation, so that result of the vehicle fuel combustion cause the pollution of excelsior air, coresponding polutan of this air contamination in the form of gas emission throw away the SO2, NO2, CO, HC and particle.

Keyword: contamination of air and gas emission throw




PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Udara adalah bahagian dari alam yang tersusun dari berbagai jenis gas dengan komposisi yang relatif tetap sehingga merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa udara manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dikota dan pusat-pusat industri, komposisi udara mengalami perubahan kualitas dengan adanya pencemaran, yang pada gilirannya akan mengganggu alam kemudian dapat juga membahayakan manusia, hewan serta tumbuhan.
Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, dan melalui kegiatan manusia, misalnya peningkatan jumlah sistim transportasi, industri, pembuangan sampah, proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga.
Penurunan kualitas udara sebagai dampak pencemaran, juga tidak luput dari percepatan pertumbuhan teknologi dan pertumbuhan jumlah penduduk, seperti meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan kawasan industri daerah perkotaan, sehingga aktivitasnya menghasilkan gas buangan yang merupakan polutan yang menyebabkan penurunan kualitas udara.

Permasalahan

Kondisi kualitas udara di ruas-ruas  jalan tertentu Kota Lokseumawe, akibat pengaruh kepadatan arus lalu lintas yang mengacu kepada Baku Mutu Udara Ambien Nasional.

Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepadatan arus lalu lintas terhadap kualitas udara pada ruas-ruas jalan tertentu di Kota Lhokseumawe, yang berpedoman kepada Baku Mutu Udara Ambien Nasional, dengan harapan dapat  memberikan gambaran untuk menjadi  bahan pertimbangan tentang kualitas udara dipusat kota Lhokseumawe kepada Pemerintahan Daerah setempat, khususnya dalam menata arus lalu lintas pada jalan-jalan yang padat arus kendaraannya.


Landasan teori

Gambaran Lokasi Penelitian

Kota Lhokseumawe merupakan ibu  kota Pemerintahan Kota Lhokseumawe dan juga menjadi Kota sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Utara, yang terletak pada posisi 04º 54’ - 05º 18’ Lintang Utara (LU) dan 96º 20’ - 97º 21’ Bujur Timur (BT), secara geografis sebelah utara  berbatasan dengan Selat Malaka,  sebelah Timur dengan Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara, sebelah Selatan dengan Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara, dan di sebelah Barat dengan Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara.
Luas wilayah Kota Lhokseumawe  181,10 Km², terdiri dari empat kecamatan, yaitu Kecamatan Banda Sakti, Muara Dua, Blang Mangat dan Muara Satu, dengan jumlah penduduk tercatat 152.091 jiwa, jumlah penduduk lebih terkonsentrasi di Kecamatan Banda Sakti (pusat Kota) yaitu 68.731 jiwa.
Kota Lhokseumawe beriklim tropis, memiliki dua musim, yaitu musim hujan berlangsung dari bulan September hingga Januari, dengan tingkat curah hujan berkisar 1,704 mm pertahun, dan jumlah hujan rata-rata 189 hari setiap tahunnya, sedangkan curah hujan rata-rata perbulanan 162 mm, sementara musim kemarau berkisar antara bulan Februari hingga bulan   Agustus,   suhu   pada    siang hari pada musim kemarau di kota Lhokseumawe sangat panas rata-rata berkisar 32º C, sedangkan sejuk dimalam hari dengan temperatur 24º - 25º C.
Jaringan jalan di Kota Lhokseumawe sepanjang 130,30 Km, terdiri atas jalan negara 38,70 Km (aspal hotmix), jalan Propinsi 4,70 Km (aspal hotmix) dan jalan Kabupaten 86,90 Km (aspal hotmix), sehingga dengan sistem jaringan tersebut tercipta mobilitas barang dan jasa   antara   pusat pengembangan utama Kota dengan pusat-pusat pemukiman penduduk.
Sedangkan kondisi jembatan yang ada di wilayah kota Lhokseumawe, jembatan jalan Negara 79,65 M, jembatan jalan Propinsi 120,00 M, jembatan jalan Kabuapten 68,50 M dan jembatan Jalan Desa 61,70 M.
Jumlah kenderaan bermotor di wilayah kota Lhokseumawe pada tahun 2008 sebanyak 19.972 Unit dengan rincian jumlah kenderaan mobil penumpang = 126 unit, mobil bus = 715 unit, mobil barang = 101 unit, sepeda motor roda dua = 18.990 unit dan becak/sepeda motor roda tiga = 40 unit.       
Disamping itu dampak dari Kota Lhokseumawe yang juga berperan sebagai Ibu Kota Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara kemudian terletak dibagian tengah Kabupaten Aceh Utara, sehingga dilintasi oleh kenderaan bermotor yang berada di wilayah Kabupaten Aceh Utara, dengan jumlah kenderaan pada tahun 2008 sebanyak 5.520 kenderaan, dengan rincian jumlah kenderaan mobil penumpang = 61 unit, mobil bus = 395 unit, mobil barang = 114 unit, sepeda motor roda dua = 4.950 unit.

Pencemaran Udara

Pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, dan melalui kegiatan manusia, misalnya peningkatan jumlah sistim transportasi, industri, pembuangan sampah, proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga.
Komponen Pencemaran Udara berikut pengaruhnya terhadap Makhluk Hidup, yang akan dijadikan sampel penelitian sebagai berikut :

Sulfur dioksida 
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan   terjadi  pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :
S + O2 < --------- > SO2
2 SO2 + O2 < --------- > 2 SO3

Carbon monooksida

Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. dan berpotensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.


Nitrogen dioksida
 
NO2 bersifat racun terutama ter-hadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari).

Timah hitam

Timah hitam (Pb) dengan gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.
 

Kerangka Pemikiran

 



METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian


Bersifat deskriptif kuantitatif yaitu melihat gambaran kepadatan arus lalu lintas dan pengaruhnya terhadap kualitas udara ambien pada beberapa ruas jalan tertentu dalam waktu yang berbeda.

Sampel

Berupa polutan yang terdiri dari SO2, NOx, CO, dan Pb, berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor yang melintasi di beberapa ruas jalan tertentu yang dijadikan sampel, kemudian pada waktu jam-jam sibuk, yaitu : pagi pukul 07.00 - 08.00 WIB, siang pukul 12.00 - 13.00 WIB dan sore pukul 17.00 - 18.00 WIB.

- Jalan Merdeka


Ruas jalan ini berfungsi sebagai jalan masuk ke Kota Lhokseumawe, terdiri dari dua jalur/arah dan juga satu jalur/arah, dan sepanjang ruas jalan memiliki lima persimpangan, serta sepan--jang ruas jalan terdapat berbagai fasilitas sarana dan prasarana, seperti bangunan pertokoan, perkantoran, terminal bus AKAD, SPBU, Rumah Sakit Swasta, Perbankan, Kantor Pos, dan Pendopo Bupati Aceh Utara. Sedangkan kenderaan bermotor yang melewati ruas jalan ini meliputi sepeda motor, mobil pribadi, mobil dinas,  mobil penumpang, mobil barang, taksi dan becak

Jalan Merdeka Timur

Ruas jalan ini berada dalam kota Lhokseumawe, dan memiliki arus lalu lintas searah, merupakan salah satu ruas jalan yang padat arus kendaraannya, mulai dari pagi hingga sore hari , dengan jenis kendaraan yang melintas sepeda motor, mobil pribadi, mobil dinas, taksi, becak,  mobil penumpang dan mobil barang.
Disepanjang sisi kiri dan kanan jalan, terdapat bangunan pertokoan (ruko) dan fasilitas perdagangan yaitu Pasar Pagi (pasar sayuran, ikan dan daging, rempah-rempah, penganan/ kue, dan kelontong.
Pada kedua sisi ruas jalan, digunakan untuk tempat parkir kendaraan dengan kondisi parkir yang sudah menggunakan badan jalan, juga sebagian dihuni pedagang kaki lima,  sehingga mengurangi lebar badan jalan dan dapat mempengaruhi kapasitas jalan.

Jalan Merdeka Timur

Ruas jalan ini merupakan jalan keluar dari Kota Lhokseumawe, terdiri dari satu jalur/ arah, dan juga termasuk tinggi tingkat kepadatan arus lalu lintasnya, pada kedua sisi jalan terdapat pertokoan (ruko), perkantoran, klinik bersalin, Rumah Sakit Umum Swasta, kendaraan-kendaraan yang melewati ruas jalan ini meliputi sepeda motor, mobil pribadi, mobil dinas,  mobil penumpang, mobil barang, taksi dan becak.

Definisi Operasional

-Jumlah kendaraan (Kepadatan arus lalu lintas) adalah banyaknya kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua yang melalui ruas jalan yang telah ditetapkan, dihitung dengan menggunakan Counter persatu-satuan waktu dan dinyatakan dengan satuan kendaraan per jam.

- Kualitas udara adalah keadaan udara yang dinyatakan dari hasil pengukuran dan analisa sampel udara pada suatu tempat dan pada waktu-waktu tertentu.
- Pencemaran udara adalah masuknya zat pencemar/polutan (gas beracun dan aerosol) ke dalam atmosfer sehingga melampaui nilai ambang batas baku mutu udara dan mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
- Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat diudara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan, dan atau benda mati.
- Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien.

Perhitungan pengukuran sampel dan analisis data

- Untuk kandungan SO2 menggunakan Metoda Analisis Pararosanilin.
- Kandungan CO menggunakan Metode Analisis NDIR (Non-dispersive infra red) atau Metode Langsung.
- Kandungan NOx, menggunakan Metode Analisis Saltzman.
- Kandungan Pb menggunakan Metoda Gravimeri Ekstraktif, Pengabuan dan AAS.
- Analisis deskriptif, untuk menjelaskan kondisi kualitas udara dilokasi penelitian, yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dilapangan dengan baku mutu udara ambien.
- Analisis statistik, yang digunakan adalah analisis statistik diskriptif.

HASIL PENELITIAN

Jumlah Kenderaan bermotor
Tabel.1.Hasil perhitungan jumlah kenderaan rata-rata pada ruas jalan Merdeka, jalan Merdeka Timur dan jalan Merdeka Barat

Lokasi sampling
Waktu sampling
Jumlah Kenderaan rata-rata

Keterangan
Jalan Merdeka
07.00 – 08.00
1211
Pagi
12.00 - 13.00
958
Siang
17.00 - 18.00
1320
Sore
Jalan Merdeka Timur
07.00 – 08.00
1045
Pagi
12.00 - 13.00
1100
Siang
17.00 - 18.00
1150
Sore
Jalan Merdeka Barat
07.00 – 08.00
1053
Pagi
12.00 - 13.00
1836
Siang
17.00 - 18.00
4992
Sore
Dari table 1, dapat dilihat jumlah kenderaan per jam yang melintasi ketiga ruas jalan pada waktu pagi, siang dan sore hari jumlahnya bervariasi, dengan jumlah tertinggi pada saat sore hari, yaitu dijalan Merdeka sebanyak  1320 kenderaan, Jalan Merdeka Timur sebanyak 1150 kenderaan, dan di jalan Merdeka Barat sebanyak 4992 kenderaan yang merupakan jumlah kenderaan yang terbanyak dilintasi kenderaan.
Tinggi rendahnya jumlah kendaraan bermotor akan mempengaruhi kualitas udara (Soedomo,  2000). Sedangkan  Wardhana (1999) menjelaskan bahwa pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin akan menghasilkan gas gabungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

Jumlah Kenderaan dan kadar polutan SO2

Tabel 2. Jumlah kenderaan dan kadar polutan SO2 rata-rata di udara ambien pada ruas jalan Merdeka, jalan Merdeka Timur dan jalan Merdeka Barat

(Standar SO2 = 900 μg/Nm3 PP Nomor : 41/1999 tentang baku mutu udara ambien Nasional)

Lokasi sampling
Waktu sampling
Jumlah Kenderaan rata-rata
Kadar SO2 rata-rata (μg/Nm³)
Jalan Merdeka
07.00 – 08.00
1211
98,67
12.00 - 13.00
958
97,87
17.00 - 18.00
1320
108,63
Jalan Merdeka Timur
07.00 – 08.00
1045
104,53
12.00 - 13.00
1100
105,61
17.00 - 18.00
1150
106,61
Jalan Merdeka Barat
07.00 – 08.00
1053
103,33
12.00 - 13.00
1836
112,87
17.00 - 18.00
4992
189,96

Dari tabel 2 , Menunjukkan bahwa pening-katan jumlah kenderaan bermotor akan mengakibatkan kadar SO2 juga meningkat, hal ini terlihat pada ketiga ruas jalan yang menjadi objek sampling, pada sore hari dengan jumlah kenderaan yang melintas tertinggi dan kadar SO2  yang diperoleh tertinggi juga, kemudian disusul pada siang hari, dan yang terendah pada pagi hari.

Jumlah kenderaan dan Kadar gas NO2

Tabel 3. Jumlah kenderaan dan kadar gas NO2 rata-rata di udara ambien pada ruas jalan Merdeka,  Jln Merdeka Timur dan Jalan Merdeka Barat Lhokseumawe

(Standar NO2 = 400 μg/Nm³, PP Nomor : 41/1999 tentang baku mutu udara ambien Nasional)

Lokasi sampling
Waktu sampling
Jumlah Kenderaan rata-rata
Kadar NO2 rata-rata (μg/Nm³)
Jalan Merdeka
07.00 – 08.00
1211
192,56
12.00 - 13.00
958
208,15
17.00 - 18.00
1320
218,76
Jalan Merdeka Timur
07.00 – 08.00
1045
276,75
12.00 - 13.00
1100
288.05
17.00 - 18.00
1150
345,18
Jalan Merdeka Barat
07.00 – 08.00
1053
178,28
12.00 - 13.00
1836
156,18
17.00 - 18.00
4992
399,03


Dari tabel 3, Pada ketiga ruas jalan yang menjadi objek sampling, menunjukkan bahwa  kadar NO2 pada sore hari meningkat dari pada pagi dan siang hari dengan jumlah kenderaan yang melintasi bervariasi, namun yang terbanyak juga pada sore hari.
Sedangkan hasil pengukuran kadar NO2 di ruas jalan Merdeka Barat pada sore hari , memperlihatkan angka mencapai 399,03 μg/Nm³, dimana sudah dapat dikatakan mencapai NAB baku mutu udara ambien Nasional berdasarkan PP Nomor 41/1999 yaitu 400 μg/Nm³.

Jumlah kenderaan dan kadar gas CO

Tabel 4. Jumlah kenderaan dan kadar gas CO rata-rata di udara ambien pada ruas jalan Merdeka, jalan Merdeka Timur dan jalan Merdeka Barat

(Standar CO = 30.000 μg/Nm³ PP Nomor : 41/1999 tentang baku mutu udara ambien Nasional)

Lokasi sampling
Waktu sampling
Jumlah Kenderaan rata-rata
Kadar CO rata-rata (μg/Nm³)
Jalan Merdeka
07.00 – 08.00
1211
3612,56
12.00 - 13.00
958
3709,42
17.00 - 18.00
1320
6497,38
Jalan Merdeka Timur
07.00 – 08.00
1045
7890.26
12.00 - 13.00
1100
7976,76
17.00 - 18.00
1150
9984,26
Jalan Merdeka Barat
07.00 – 08.00
1053
3968,34
12.00 - 13.00
1836
3428,62
17.00 - 18.00
4992
9684,54


Berdasarkan Tabel 4, untuk kadar CO pada ketiga ruas jalan yang menjadi objek sampling pengukuran, memperlihatkan bahwa pada sore hari merupakan angka tertinggi yang dihasilkan, namun masih belum melampaui NAB baku mutu udara ambien Nasional berdasarkan PP Nomor 41/1999 yaitu 30.000 μg/Nm³, dengan urutannya Jalan Merekeda Timur, Merdeka Barat, dan jalan Merdeka.

Hasil perhitungan Kendaraan Dan Peng-ukuran kadar Pb

Tabel 5.Hasil perhitungan Kendaraan dan Pengukuran kadar Pb di Udara Ambien Pada Ruas jalan Merdeka, Merdeka Timur dan jalan Merdeka Barat. (Standar Pb = 2 μg/ Nm³ (PP No : 41/1999 tentang baku mutu udara ambien Nasional)

Lokasi sampling
Waktu sampling
Jumlah Kenderaan rata-rata
Kadar Pb rata-rata (μg/Nm³)
Jalan Merdeka
07.00 – 08.00
1211
0,53
12.00 - 13.00
958
0,52
17.00 - 18.00
1320
0,67
Jalan Merdeka Timur
07.00 – 08.00
1045
0,66
12.00 - 13.00
1100
0,66
17.00 - 18.00
1150
0,67
Jalan Merdeka Barat
07.00 – 08.00
1053
0,65
12.00 - 13.00
1836
0,71
17.00 - 18.00
4992
0,84

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa peningkatan maupun penurunan kadar Pb di udara Ambien pada saat sampling mengikuti banyaknya jumlah kendaraan dan perbedaan pada ketiga waktu sampling, sehingga pada ketiga ruas jalan diperoleh angka Pb yang tertinggi pada sore hari, kemudian dengan urutannya adalah tertinggi pada jalan Merdeka Barat yaitu 0,84, kemudian disusul jalan Merdeka dan Merdeka Timur (keduanya mencapai angka 0,67.

Dari hasil data yang sudah ditabulasi, secara umum kelihatan jumlah kendaraan bermotor mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kadar kulitas udara tetapi tidak terlalu dominan karena ada beberapa faktor lain yang juga ikut mempengaruhi seperti temperatur, kelembaban, kecepatan dan arah angin dan lain-lain.

Gambar 1, Diagram Gambaran Kadar Parameter Kualitas Udara (SO2, NO2, CO dan Pb) di ruas jalan Merdeka

                                                            
                                                            6497,38
3612,56             3709,42


                        
                         208,15                            218,76

192,56
                                                                108,63

98,67                 97,87             





                                                                0,67
0,53                      0,52


                     Pagi (1211)    Siang (958)    Sore (1320)



Gambar 2, Diagram Gambaran Kadar Parameter Kualitas Udara (SO2, NO2, CO dan Pb) di ruas jalan Merdeka Timur

                                                            9984,26                                                  
7890,26                 7976,76


                                       
                         
                                                             345,18

276,75                    288,05
104,53                    105,61                  106,61                                   






0,66                       0,66                         0,67               


                      Pagi (1045)     Siang (1100)      Sore (1150)


Gambar 3, Diagram Gambaran Kadar Parameter Kualitas Udara (SO2, NO2, CO dan Pb) di ruas jalan Merdeka Barat

                                                            9684,54                                                  
3968,34                 3428,62


                                       
                        
                                                             399,03

178,28                    156,18                  189,96
103,33                    112,87                 





                                                                 0,84
                                 0,71
0,65                                                                 


                         Pagi (1053)    Siang (1836)    Sore (4992)

Pembahasan

1.Kadar SO2 pada ketiga lokasi penelitian masih jauh dibawah nilai ambang batas (NAB), namun tetap harus diwaspadai karena gas ini termasuk polutan yang dapat membahayakan terhadap kesehatan manusia dan benda-benda lainnya.
Rendahnya kadar SO2 menunjukkan bahwa kendaraan bermotor (transportasi) bukan merupakan sumber utama polutan SO2, menurut Soe’eib (1991), rendahnya kadar  SO2, diduga karena SO2 mempunyai daya reaksi yang besar sehingga  dalam waktu yang relatif singkat kadarnya dapat berubah. Diudara SO2 dioksidasi menjadi SO3 yang dalam keadaan lembab berubah menjadi H2SO4.

2.Pada ruas jalan Merdeka dan Merdeka Timur kadar NO2 yang terukur masih dibawah NAB baku mutu udara ambien nasional, sedangkan pengukuran pada ruas jalan Merdeka Barat di sore hari (17.00 – 18.00 WIB) telah berada hampir pada batas NAB dengan kadar NO2 sebesar 399,03 µg/Nm³. Hal ini merupakan indikasi bahwa kadar polutan di udara ambien akibat kendaraan bermotor sudah mulai mengancam kualitas udara dipusat kota Lhokseumawe, sehingga perlu diwaspadai


3.Kadar CO yang terukur pada ketiga lokasi sampling, menunjukkan masih berada dibawah NAB baku mutu udara ambien nasional yang mengacu kepada PP.RI No.41 tahun 1999. Akan tetapi kadar CO yang dihasilkan oleh gas buang kendaraan bermotor lebih besar dari kadar polutan yang lainnya.

4.Kadar Pb tertinggi adalah sebesar 0,84 µg/Nm³ yang terdapat pada ruas jalan Merdeka Barat sedangkan kadar Pb terendah terdapat pada ruas jalan Merdeka sebesar 0,52  µg/Nm³,  hal ini memperlihatkan bahwa kadar Pb yang terukur masih berada dibawah NAB baku mutu udara ambien nasional, dan juga dipengaruhi oleh jumlah kendaraan.

5.Pengaruh kepadatan kendaraan yang disertai kemacetan, gas buangnya menghasilkan kadar polutan yang lebih tinggi dari kondisi kepadatan kendaraan dalam keadaan tidak macet, terutama pada kadar CO.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepadatan kendaraan bermotor ada pengaruhnya terhadap peningkatan kadar polutan yang dihasilkan oleh gas buang kendaraan bermotor.

KESIMPULAN

1.Kepadatan yang terjadi didaerah penelitian adalah kepadatan dalam kondisi lancar, artinya jumlah kendaraan yang melewati ruas-ruas jalan pada daerah penelitian cukup tinggi, namun dengan kecepatan kendaraan yang rendah bahkan kadang berhenti.

2.Kadar dari SO2, NO2, CO dan Pb diudara ambien yang ditemukan masih berada pada level yang aman dibawah NAB dan ini menunjukkan bahwa kualitas udara di pusat Kota Lhokseumawe masih berada pada kondisi yang baik, kecuali kadar NO2 yang terdapat pada ruas jalan Merdeka Barat pada pengukuran sore hari telah hampir (sudah dapat dikatakan mencapai) mencapai NAB Baku Mutu Udara Ambien Nasional berdasarkan PP.RI No.41/1999.

3.Tingkat kepadatan arus lalu lintas berpengaruh terhadap kadar SO2, NO2, CO dan Pb, dan kepadatan pada saat macet akan lebih besar pengaruhnya terhadap kadar kualitas udara (SO2, NO2, CO dan Pb) bila dibandingkan dengan kepadatan pada saat arus lalu lintar lancar.

4.Dari ketiga lokasi sampling, dilihat dari volume/jumlah kendaraan dan kadar polutan yang terukur, maka jalan Merdeka Barat memiliki tingkat pencemaran yang tertinggi, disusul jalan Merdeka dan Jalan Merdeka Timur.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ali, Syaukat, Tandjung, Djalal dan Sutikno. (2001). The Influence of The Traffic and Environment Factors on Ambient Carbonmonoxide in Malioboro Street, Yogyakarta. Yogyakarta: PPs UGM
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (2006), Jakarta : Kantor Mentri KLH
Djajadiningrat,S.T.(1990). Kualitas Lingkungan di Indonesia 1990. Jakarta: Kantor Mentri KLH.
Ediyono,S.H dkk. (1999) Prinsip-prinsip Lingkungan dalam Pembangunan yang Berkelanjutan. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.
Slamet Ryadi (1982), Pencemaran Udara, Surabaya, Usaha Nasional
Soedomo,M. 2001, Kumpulan Karya Ilmiah Mengenai Pencemaran Udara. Bandung;ITB
Umar, Genius (2002). Analisis Kebijakan Penanggunglangan Kemacetan Lalu Lintas di DKI Jakarta. Bogor: PPs IPB
Wardhana, W. A. (1999) Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.