Nuraina
Mahasiswi
Program S-3 jurusan PSL USU Medan
ABSTRAK
Udara adalah bahagian dari alam yang merupakan sumber daya alam
sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa udara manusia tidak akan dapat
bertahan hidup. Akan tetapi dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama
dikota dan pusat-pusat industri, komposisi udara mengalami perubahan kualitas,
yaitu dengan terjadinya perbedaan komposisi udara dengan kondisi udara
normalnya, hal ini tidak mendukung kehidupan manusia. Sumber pencemaran udara
ini berasal dari bahan atau zat yang dapat berbentuk gas maupun partikel. Sedangkan
aktivitas manusia merupakan faktor dominan terjadinya pencemaran ini, seperti
dengan meningkatnya jumlah kebutuhannya terhadap
transportasi, sehingga hasil pembakaran bahan bakar kendaraan tersebut berakibat
polusi udara semakin tinggi, polutan yang berhubungan pencemaran udara ini
berupa emisi gas buang SO2, NO2, CO, HC dan
partikel.
Kata-kata kunci: pencemaran udara dan emisi
gas buang
ABSTRACT
Air is part of nature
representing natural resources of vital importance to human life. Without air
of human being will not earn to live on. However at the height of activity of
human being especially town and industrial estate, air composition experience
of the change is quality of, that is
with the happening of difference of air composition by the condition of its normal
air, this matter don’t support the human life.
Source of this air contamination come from materials to be gasiform and
also particle. While activity of human
being represent the dominant factor the happening of this contamination, like
at the height of amount of its requirement to transportation, so that result of
the vehicle fuel combustion cause the pollution of excelsior air, coresponding
polutan of this air contamination in the form of gas emission throw away the
SO2, NO2, CO, HC and particle.
Keyword:
contamination of air and gas emission throw
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Udara adalah
bahagian dari alam yang tersusun dari berbagai jenis gas dengan komposisi yang
relatif tetap sehingga merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Tanpa udara manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Dengan
meningkatnya kegiatan manusia terutama dikota dan pusat-pusat industri,
komposisi udara mengalami perubahan kualitas dengan adanya pencemaran, yang
pada gilirannya akan mengganggu alam kemudian dapat juga membahayakan manusia,
hewan serta tumbuhan.
Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah
polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan
normalnya. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat
secara alamiah, dan melalui kegiatan manusia, misalnya peningkatan jumlah
sistim transportasi, industri, pembuangan sampah, proses dekomposisi ataupun
pembakaran serta kegiatan rumah tangga.
Penurunan
kualitas udara sebagai dampak pencemaran, juga tidak luput dari percepatan pertumbuhan
teknologi dan pertumbuhan jumlah penduduk, seperti meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor dan kawasan industri daerah perkotaan, sehingga aktivitasnya
menghasilkan gas buangan yang merupakan polutan yang menyebabkan penurunan
kualitas udara.
Permasalahan
Kondisi kualitas udara di ruas-ruas
jalan tertentu Kota Lokseumawe, akibat pengaruh kepadatan arus lalu lintas
yang mengacu kepada Baku Mutu Udara Ambien Nasional.
Tujuan
Untuk mengetahui
bagaimana pengaruh kepadatan arus lalu lintas terhadap kualitas udara pada
ruas-ruas jalan tertentu di Kota Lhokseumawe, yang berpedoman kepada Baku Mutu
Udara Ambien Nasional, dengan harapan dapat memberikan gambaran untuk menjadi bahan pertimbangan tentang kualitas udara
dipusat kota
Lhokseumawe kepada Pemerintahan Daerah setempat, khususnya dalam menata arus
lalu lintas pada jalan-jalan yang padat arus kendaraannya.
Landasan teori
Gambaran Lokasi Penelitian
Kota Lhokseumawe merupakan ibu kota Pemerintahan Kota Lhokseumawe dan juga
menjadi Kota sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Utara, yang terletak pada
posisi 04º 54’ - 05º 18’ Lintang Utara (LU) dan 96º 20’ - 97º 21’ Bujur Timur
(BT), secara geografis sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Timur dengan Kecamatan Syamtalira Bayu
Kabupaten Aceh Utara, sebelah Selatan dengan Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten
Aceh Utara, dan di sebelah Barat dengan Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh
Utara.
Luas wilayah Kota Lhokseumawe 181,10
Km², terdiri dari empat kecamatan, yaitu Kecamatan Banda Sakti, Muara Dua,
Blang Mangat dan Muara Satu, dengan jumlah penduduk tercatat 152.091 jiwa,
jumlah penduduk lebih terkonsentrasi di Kecamatan Banda Sakti (pusat Kota)
yaitu 68.731 jiwa.
Kota Lhokseumawe beriklim tropis, memiliki dua musim, yaitu musim hujan berlangsung
dari bulan September hingga Januari, dengan tingkat curah hujan berkisar 1,704
mm pertahun, dan jumlah hujan rata-rata 189 hari setiap tahunnya, sedangkan
curah hujan rata-rata perbulanan 162 mm, sementara musim kemarau berkisar
antara bulan Februari hingga bulan
Agustus, suhu pada
siang hari pada musim kemarau di kota Lhokseumawe sangat panas rata-rata
berkisar 32º C, sedangkan sejuk dimalam hari dengan temperatur 24º - 25º C.
Jaringan jalan di Kota Lhokseumawe sepanjang
130,30 Km, terdiri atas jalan negara 38,70 Km (aspal hotmix), jalan Propinsi
4,70 Km (aspal hotmix) dan jalan Kabupaten 86,90 Km (aspal hotmix), sehingga
dengan sistem jaringan tersebut tercipta mobilitas barang dan jasa antara pusat
pengembangan utama Kota dengan pusat-pusat pemukiman penduduk.
Sedangkan kondisi jembatan yang ada di wilayah
kota Lhokseumawe, jembatan jalan Negara 79,65 M, jembatan jalan Propinsi 120,00
M, jembatan jalan Kabuapten 68,50 M dan jembatan Jalan Desa 61,70 M.
Jumlah kenderaan bermotor di wilayah kota
Lhokseumawe pada tahun 2008 sebanyak 19.972 Unit dengan rincian jumlah
kenderaan mobil penumpang = 126 unit, mobil bus = 715 unit, mobil barang = 101
unit, sepeda motor roda dua = 18.990 unit dan becak/sepeda motor roda tiga = 40
unit.
Disamping itu dampak dari Kota Lhokseumawe yang
juga berperan sebagai Ibu Kota Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara kemudian
terletak dibagian tengah Kabupaten Aceh Utara, sehingga dilintasi oleh
kenderaan bermotor yang berada di wilayah Kabupaten Aceh Utara, dengan jumlah
kenderaan pada tahun 2008 sebanyak 5.520 kenderaan, dengan rincian jumlah
kenderaan mobil penumpang = 61 unit, mobil bus = 395 unit, mobil barang = 114
unit, sepeda motor roda dua = 4.950 unit.
Pencemaran Udara
Pencemaran udara, yaitu masuknya zat
pencemar (berbentuk gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Masuknya
zat pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, dan melalui kegiatan manusia,
misalnya peningkatan jumlah sistim transportasi, industri, pembuangan sampah,
proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga.
Komponen Pencemaran Udara berikut pengaruhnya terhadap Makhluk Hidup, yang akan dijadikan
sampel penelitian sebagai berikut :
Sulfur dioksida
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur
bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx).
Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi
tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi
pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang
berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang
mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Mekanisme
pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :
S + O2 < --------- > SO2
2 SO2 + O2 < --------- > 2 SO3
Carbon monooksida
Karbon monoksida merupakan senyawa yang
tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak
berwarna. dan berpotensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk
ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.
Nitrogen dioksida
NO2 bersifat racun
terutama ter-hadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut
disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari).
Timah hitam
Timah hitam (Pb) dengan gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan
pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut
didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut
muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu
makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang
dan gangguan penglihatan.
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Bersifat deskriptif kuantitatif yaitu melihat gambaran kepadatan arus lalu
lintas dan pengaruhnya terhadap kualitas udara ambien pada beberapa ruas jalan tertentu
dalam waktu yang berbeda.
Sampel
Berupa polutan yang terdiri dari SO2, NOx, CO, dan Pb, berasal dari emisi gas buang
kendaraan bermotor yang melintasi di beberapa ruas jalan tertentu yang
dijadikan sampel, kemudian pada waktu jam-jam sibuk, yaitu : pagi pukul 07.00 -
08.00 WIB, siang pukul 12.00 - 13.00 WIB dan sore pukul 17.00 - 18.00 WIB.
- Jalan Merdeka
Ruas jalan ini berfungsi sebagai jalan masuk ke Kota Lhokseumawe, terdiri
dari dua jalur/arah dan juga satu jalur/arah, dan sepanjang ruas jalan memiliki
lima persimpangan, serta sepan- -jang ruas jalan terdapat berbagai fasilitas sarana
dan prasarana, seperti bangunan pertokoan, perkantoran, terminal bus AKAD,
SPBU, Rumah Sakit Swasta, Perbankan, Kantor Pos, dan Pendopo Bupati Aceh Utara.
Sedangkan kenderaan bermotor yang melewati ruas jalan ini meliputi sepeda
motor, mobil pribadi, mobil dinas, mobil
penumpang, mobil barang, taksi dan becak
- Jalan Merdeka Timur
Ruas jalan ini berada dalam kota
Lhokseumawe, dan memiliki arus lalu lintas searah, merupakan salah satu ruas
jalan yang padat arus kendaraannya, mulai dari pagi hingga sore hari , dengan
jenis kendaraan yang melintas sepeda motor, mobil pribadi, mobil dinas, taksi,
becak, mobil penumpang dan mobil barang.
Disepanjang sisi kiri dan kanan jalan, terdapat bangunan pertokoan (ruko)
dan fasilitas perdagangan yaitu Pasar Pagi (pasar sayuran, ikan dan daging,
rempah-rempah, penganan/ kue, dan kelontong.
Pada kedua sisi ruas jalan, digunakan untuk tempat
parkir kendaraan dengan kondisi parkir yang sudah menggunakan badan jalan, juga
sebagian dihuni pedagang kaki lima,
sehingga mengurangi lebar badan jalan dan dapat mempengaruhi kapasitas
jalan.
- Jalan Merdeka Timur
Ruas jalan ini merupakan jalan keluar dari Kota
Lhokseumawe, terdiri dari satu jalur/ arah, dan juga termasuk tinggi tingkat
kepadatan arus lalu lintasnya, pada kedua sisi jalan terdapat pertokoan (ruko),
perkantoran, klinik bersalin, Rumah Sakit Umum Swasta, kendaraan-kendaraan yang
melewati ruas jalan ini meliputi sepeda motor, mobil pribadi, mobil dinas, mobil penumpang, mobil barang, taksi dan
becak.
Definisi Operasional
-Jumlah kendaraan
(Kepadatan arus lalu lintas) adalah banyaknya kendaraan bermotor baik roda
empat maupun roda dua yang melalui ruas jalan yang telah ditetapkan, dihitung
dengan menggunakan Counter persatu-satuan waktu dan dinyatakan dengan satuan
kendaraan per jam.
- Kualitas udara adalah
keadaan udara yang dinyatakan dari hasil pengukuran dan analisa sampel udara
pada suatu tempat dan pada waktu-waktu tertentu.
- Pencemaran
udara adalah masuknya zat pencemar/polutan (gas beracun dan aerosol) ke dalam
atmosfer sehingga melampaui nilai ambang batas baku mutu udara dan mengganggu
kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
- Baku mutu udara ambien
adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat
diudara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,
tumbuh-tumbuhan, dan atau benda mati.
- Baku mutu udara emisi
adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk
dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien.
Perhitungan pengukuran
sampel dan analisis data
- Untuk kandungan SO2
menggunakan Metoda Analisis Pararosanilin.
- Kandungan CO menggunakan Metode
Analisis NDIR (Non-dispersive infra red) atau Metode Langsung.
- Kandungan
NOx, menggunakan Metode Analisis Saltzman.
- Kandungan Pb menggunakan
Metoda Gravimeri Ekstraktif, Pengabuan dan AAS.
- Analisis
deskriptif, untuk menjelaskan kondisi kualitas udara dilokasi penelitian, yaitu
dengan membandingkan hasil pengukuran dilapangan dengan baku mutu udara ambien.
- Analisis statistik, yang
digunakan adalah analisis statistik diskriptif.
HASIL PENELITIAN
Jumlah Kenderaan bermotor
Tabel.1.Hasil perhitungan jumlah kenderaan
rata-rata pada ruas jalan Merdeka, jalan Merdeka Timur dan jalan Merdeka Barat
Lokasi sampling
|
Waktu sampling
|
Jumlah Kenderaan rata-rata
|
Keterangan
|
Jalan Merdeka
|
07.00 – 08.00
|
1211
|
Pagi
|
12.00 - 13.00
|
958
|
Siang
|
|
17.00 - 18.00
|
1320
|
Sore
|
|
Jalan Merdeka Timur
|
07.00 – 08.00
|
1045
|
Pagi
|
12.00 - 13.00
|
1100
|
Siang
|
|
17.00 - 18.00
|
1150
|
Sore
|
|
Jalan Merdeka Barat
|
07.00 – 08.00
|
1053
|
Pagi
|
12.00 - 13.00
|
1836
|
Siang
|
|
17.00 - 18.00
|
4992
|
Sore
|
Dari table 1, dapat dilihat jumlah kenderaan per jam yang melintasi ketiga
ruas jalan pada waktu pagi, siang dan sore hari jumlahnya bervariasi, dengan
jumlah tertinggi pada saat sore hari, yaitu dijalan Merdeka sebanyak 1320 kenderaan, Jalan Merdeka Timur sebanyak
1150 kenderaan, dan di jalan Merdeka Barat sebanyak 4992 kenderaan yang
merupakan jumlah kenderaan yang terbanyak dilintasi kenderaan.
Tinggi rendahnya jumlah kendaraan bermotor akan mempengaruhi kualitas udara
(Soedomo, 2000). Sedangkan Wardhana (1999) menjelaskan bahwa pembakaran
yang tidak sempurna dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil
seperti bensin akan menghasilkan gas gabungan yang dapat mengganggu kesehatan
manusia.
Jumlah Kenderaan dan kadar
polutan SO2
Tabel 2. Jumlah kenderaan dan kadar polutan SO2 rata-rata di udara ambien pada ruas jalan
Merdeka, jalan Merdeka Timur dan jalan Merdeka Barat
(Standar SO2 = 900 μg/Nm3 PP Nomor :
41/1999 tentang baku mutu udara ambien Nasional)
Lokasi sampling
|
Waktu sampling
|
Jumlah Kenderaan rata-rata
|
Kadar SO2 rata-rata (μg/Nm³)
|
Jalan Merdeka
|
07.00 – 08.00
|
1211
|
98,67
|
12.00 - 13.00
|
958
|
97,87
|
|
17.00 - 18.00
|
1320
|
108,63
|
|
Jalan Merdeka Timur
|
07.00 – 08.00
|
1045
|
104,53
|
12.00 - 13.00
|
1100
|
105,61
|
|
17.00 - 18.00
|
1150
|
106,61
|
|
Jalan Merdeka Barat
|
07.00 – 08.00
|
1053
|
103,33
|
12.00 - 13.00
|
1836
|
112,87
|
|
17.00 - 18.00
|
4992
|
189,96
|
Dari tabel 2 , Menunjukkan bahwa pening-katan jumlah kenderaan bermotor
akan mengakibatkan kadar SO2 juga
meningkat, hal ini terlihat pada ketiga ruas jalan yang menjadi objek sampling,
pada sore hari dengan jumlah kenderaan yang melintas tertinggi dan kadar SO2 yang
diperoleh tertinggi juga, kemudian disusul pada siang hari, dan yang terendah
pada pagi hari.
Jumlah kenderaan dan Kadar
gas NO2
Tabel 3. Jumlah kenderaan dan kadar gas NO2 rata-rata di udara ambien pada ruas jalan
Merdeka, Jln Merdeka Timur dan Jalan
Merdeka Barat Lhokseumawe
(Standar NO2 = 400 μg/Nm³, PP Nomor : 41/1999 tentang baku mutu
udara ambien Nasional)
Lokasi sampling
|
Waktu sampling
|
Jumlah Kenderaan rata-rata
|
Kadar NO2 rata-rata (μg/Nm³)
|
Jalan Merdeka
|
07.00 – 08.00
|
1211
|
192,56
|
12.00 - 13.00
|
958
|
208,15
|
|
17.00 - 18.00
|
1320
|
218,76
|
|
Jalan Merdeka Timur
|
07.00 – 08.00
|
1045
|
276,75
|
12.00 - 13.00
|
1100
|
288.05
|
|
17.00 - 18.00
|
1150
|
345,18
|
|
Jalan Merdeka Barat
|
07.00 – 08.00
|
1053
|
178,28
|
12.00 - 13.00
|
1836
|
156,18
|
|
17.00 - 18.00
|
4992
|
399,03
|
Dari tabel 3, Pada ketiga ruas jalan yang menjadi objek sampling,
menunjukkan bahwa kadar NO2 pada sore hari meningkat dari pada pagi dan siang
hari dengan jumlah kenderaan yang melintasi bervariasi, namun yang terbanyak
juga pada sore hari.
Sedangkan hasil pengukuran kadar NO2 di ruas jalan Merdeka Barat pada sore hari , memperlihatkan angka mencapai
399,03 μg/Nm³, dimana sudah dapat dikatakan mencapai NAB baku mutu udara ambien Nasional berdasarkan PP
Nomor 41/1999 yaitu 400 μg/Nm³.
Jumlah kenderaan dan kadar
gas CO
Tabel 4. Jumlah kenderaan dan kadar gas CO
rata-rata di udara ambien pada ruas jalan Merdeka, jalan Merdeka Timur dan
jalan Merdeka Barat
(Standar CO = 30.000 μg/Nm³ PP Nomor : 41/1999 tentang baku mutu udara ambien
Nasional)
Lokasi sampling
|
Waktu sampling
|
Jumlah Kenderaan rata-rata
|
Kadar CO rata-rata (μg/Nm³)
|
Jalan Merdeka
|
07.00 – 08.00
|
1211
|
3612,56
|
12.00 - 13.00
|
958
|
3709,42
|
|
17.00 - 18.00
|
1320
|
6497,38
|
|
Jalan Merdeka Timur
|
07.00 – 08.00
|
1045
|
7890.26
|
12.00 - 13.00
|
1100
|
7976,76
|
|
17.00 - 18.00
|
1150
|
9984,26
|
|
Jalan Merdeka Barat
|
07.00 – 08.00
|
1053
|
3968,34
|
12.00 - 13.00
|
1836
|
3428,62
|
|
17.00 - 18.00
|
4992
|
9684,54
|
Berdasarkan Tabel 4, untuk kadar CO pada ketiga ruas jalan yang menjadi
objek sampling pengukuran, memperlihatkan bahwa pada sore hari merupakan angka
tertinggi yang dihasilkan, namun masih belum melampaui NAB baku mutu udara
ambien Nasional berdasarkan PP Nomor 41/1999 yaitu 30.000 μg/Nm³,
dengan urutannya Jalan Merekeda Timur, Merdeka Barat, dan jalan Merdeka.
Hasil perhitungan Kendaraan Dan Peng-ukuran kadar Pb
Tabel 5.Hasil perhitungan Kendaraan dan Pengukuran
kadar Pb di Udara Ambien Pada Ruas jalan Merdeka, Merdeka Timur dan jalan
Merdeka Barat. (Standar Pb = 2 μg/ Nm³ (PP No : 41/1999 tentang baku mutu udara
ambien Nasional)
Lokasi sampling
|
Waktu sampling
|
Jumlah Kenderaan rata-rata
|
Kadar Pb rata-rata (μg/Nm³)
|
Jalan Merdeka
|
07.00 – 08.00
|
1211
|
0,53
|
12.00 - 13.00
|
958
|
0,52
|
|
17.00 - 18.00
|
1320
|
0,67
|
|
Jalan Merdeka Timur
|
07.00 – 08.00
|
1045
|
0,66
|
12.00 - 13.00
|
1100
|
0,66
|
|
17.00 - 18.00
|
1150
|
0,67
|
|
Jalan Merdeka Barat
|
07.00 – 08.00
|
1053
|
0,65
|
12.00 - 13.00
|
1836
|
0,71
|
|
17.00 - 18.00
|
4992
|
0,84
|
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa peningkatan maupun penurunan kadar
Pb di udara Ambien pada saat sampling mengikuti banyaknya jumlah kendaraan dan
perbedaan pada ketiga waktu sampling, sehingga pada ketiga ruas jalan diperoleh
angka Pb yang tertinggi pada sore hari, kemudian dengan urutannya adalah
tertinggi pada jalan Merdeka Barat yaitu 0,84, kemudian disusul jalan Merdeka
dan Merdeka Timur (keduanya mencapai angka 0,67.
Dari hasil data yang sudah ditabulasi, secara umum kelihatan jumlah
kendaraan bermotor mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kadar kulitas udara tetapi tidak terlalu dominan karena ada beberapa faktor lain yang juga ikut
mempengaruhi seperti temperatur, kelembaban, kecepatan dan arah angin dan
lain-lain.
Gambar 1, Diagram Gambaran Kadar Parameter Kualitas Udara (SO2, NO2, CO
dan Pb) di ruas jalan Merdeka
6497,38
3612,56 3709,42
|
208,15 218,76
192,56
108,63
|
98,67 97,87
|
|
0,67
0,53
0,52
|
Pagi (1211) Siang (958) Sore (1320)
Gambar 2, Diagram Gambaran Kadar Parameter Kualitas Udara (SO2, NO2, CO
dan Pb) di ruas jalan Merdeka Timur
9984,26
7890,26 7976,76
|
345,18
276,75 288,05
104,53 105,61 106,61
|
|
|
0,66 0,66 0,67
|
Pagi (1045) Siang (1100) Sore (1150)
Gambar 3, Diagram Gambaran Kadar Parameter Kualitas Udara (SO2, NO2, CO
dan Pb) di ruas jalan Merdeka Barat
9684,54
3968,34 3428,62
|
399,03
178,28 156,18 189,96
103,33 112,87
|
|
|
0,84
0,71
0,65
|
Pagi (1053) Siang (1836) Sore (4992)
Pembahasan
1.Kadar SO2 pada ketiga lokasi penelitian masih jauh dibawah
nilai ambang batas (NAB), namun tetap harus diwaspadai karena gas ini termasuk
polutan yang dapat membahayakan terhadap kesehatan manusia dan benda-benda lainnya.
Rendahnya kadar SO2 menunjukkan bahwa kendaraan bermotor
(transportasi) bukan merupakan sumber utama polutan SO2, menurut Soe’eib (1991), rendahnya kadar SO2,
diduga karena SO2 mempunyai daya reaksi
yang besar sehingga dalam waktu yang
relatif singkat kadarnya dapat berubah. Diudara SO2 dioksidasi menjadi SO3 yang dalam keadaan lembab berubah menjadi H2SO4.
2.Pada ruas
jalan Merdeka dan Merdeka Timur kadar NO2 yang terukur masih dibawah NAB baku mutu udara ambien nasional, sedangkan
pengukuran pada ruas jalan Merdeka Barat di sore hari (17.00 – 18.00 WIB) telah
berada hampir pada batas NAB dengan kadar NO2 sebesar 399,03 µg/Nm³. Hal ini merupakan indikasi
bahwa kadar polutan di udara ambien akibat kendaraan bermotor sudah mulai
mengancam kualitas udara dipusat kota Lhokseumawe, sehingga perlu diwaspadai
3.Kadar CO yang terukur pada
ketiga lokasi sampling, menunjukkan masih berada dibawah NAB baku mutu udara
ambien nasional yang mengacu kepada PP.RI No.41 tahun 1999. Akan tetapi kadar
CO yang dihasilkan oleh gas buang kendaraan bermotor lebih besar dari kadar
polutan yang lainnya.
4.Kadar Pb
tertinggi adalah sebesar 0,84 µg/Nm³ yang terdapat pada ruas jalan Merdeka
Barat sedangkan kadar Pb terendah terdapat pada ruas jalan Merdeka sebesar 0,52 µg/Nm³, hal ini memperlihatkan bahwa kadar Pb yang
terukur masih berada dibawah NAB baku mutu udara ambien nasional, dan juga dipengaruhi
oleh jumlah kendaraan.
5.Pengaruh
kepadatan kendaraan yang disertai kemacetan, gas buangnya menghasilkan kadar
polutan yang lebih tinggi dari kondisi kepadatan kendaraan dalam keadaan tidak
macet, terutama pada kadar CO.
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kepadatan kendaraan bermotor ada pengaruhnya terhadap peningkatan kadar
polutan yang dihasilkan oleh gas buang kendaraan bermotor.
KESIMPULAN
1.Kepadatan yang terjadi
didaerah penelitian adalah kepadatan dalam kondisi lancar, artinya jumlah
kendaraan yang melewati ruas-ruas jalan pada daerah penelitian cukup tinggi,
namun dengan kecepatan kendaraan yang rendah bahkan kadang berhenti.
2.Kadar dari SO2, NO2, CO
dan Pb diudara ambien yang ditemukan masih berada pada level yang aman dibawah
NAB dan ini menunjukkan bahwa kualitas udara di pusat Kota Lhokseumawe masih
berada pada kondisi yang baik, kecuali kadar NO2 yang terdapat pada ruas jalan Merdeka
Barat pada pengukuran sore hari telah hampir (sudah dapat dikatakan mencapai) mencapai
NAB Baku Mutu Udara Ambien Nasional berdasarkan PP.RI No.41/1999.
3.Tingkat kepadatan arus
lalu lintas berpengaruh terhadap kadar SO2, NO2, CO dan Pb, dan kepadatan pada
saat macet akan lebih besar pengaruhnya terhadap kadar kualitas udara (SO2,
NO2, CO dan Pb) bila dibandingkan dengan kepadatan pada saat arus lalu lintar
lancar.
4.Dari ketiga lokasi
sampling, dilihat dari volume/jumlah kendaraan dan kadar polutan yang terukur,
maka jalan Merdeka Barat memiliki tingkat pencemaran yang tertinggi, disusul jalan
Merdeka dan Jalan Merdeka Timur.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Ali,
Syaukat, Tandjung, Djalal dan Sutikno. (2001). The Influence of The Traffic and
Environment Factors on Ambient Carbonmonoxide in Malioboro Street, Yogyakarta.
Yogyakarta: PPs UGM
Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (2006), Jakarta : Kantor Mentri KLH
Djajadiningrat,S.T.(1990).
Kualitas Lingkungan di Indonesia 1990. Jakarta: Kantor Mentri KLH.
Ediyono,S.H
dkk. (1999) Prinsip-prinsip Lingkungan dalam Pembangunan yang Berkelanjutan.
Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.
Slamet
Ryadi (1982), Pencemaran Udara, Surabaya, Usaha Nasional
Soedomo,M.
2001, Kumpulan Karya Ilmiah Mengenai Pencemaran Udara. Bandung;ITB
Umar,
Genius (2002). Analisis Kebijakan Penanggunglangan Kemacetan Lalu Lintas di DKI
Jakarta. Bogor: PPs IPB
Wardhana,
W. A. (1999) Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.